Tuhan Yang Ga Masuk Akal

Apakah Tuhan kita masuk akal? Pertanyaan seperti ini ngga pernah muncul waktu saya masih kecil dan rajin datang ke sekolah minggu. Tiap tahun saat natal anak anak sekolah minggu semuanya berlatih untuk drama natal yang menceritakan kelahiran Yesus. Seringnya saya menjadi gembala walaupun pernah juga sekali menjadi Yusuf, sepertinya itu peran tertinggi yang pernah saya capai dalam masa karir akting yang singkat di masa kanak kanak. Tapi selama saat itu saya tidak pernah berpikir kalau Tuhan iu tidak masuk akal, semuanya baik – baik aja. Ngga ada yang aneh dengan drama natal dan ngga ada yang aneh dengan cerita kelahiran Yesus.

Sesudah saya dewasa, saya mulai bertanya – tanya…”Apakah Tuhan kita masuk akal?”. Kenapa saya bertanya seperti itu? Karena paling sedikit ada 3 hal yang menurut saya tidak masuk akal dan sulit dipercaya.Apa saja? OK, kita akan teliti satu – satu untuk memastikan apakah otak saya yang salah atau Tuhan memang tidak masuk akal.

Tuhan yang mau mati buat saya. Pencipta yang mau mati buat ciptaanNYA, seorang penyayang binatang yang mengorbankan dirinya ditabrak mobil supaya hamsternya ga dilindes mobil. Seorang direktur yang merelakan perusahaannya dijual dan hartanya habis supaya para pekerjanya tidak kekurangan, seorang presiden yang bersedia dipenjara supaya seorang perampok dan pembunuh bisa kembali ke keluarganya. Semua hal di atas tidak masuk akal, mana ada orang yang bersedia mati demi hamster, bersedia bangkrut demi pegawainya dan presiden yang mau masuk penjara demi seorang kriminal? Kalau hal seperti itu saja tidak masuk akal apalagi Tuhan yang mau mati demi manusia. Kabar Baik begitu tidak masuk akal dan mustahil sampai kebanyakan orang ga percaya. “Enak amat jadi orang Kristen, bikin dosa banyak – banyak udah gitu tinggal bertobat langsung masuk surga,mana ada kaya gitu?Kalo bikin dosa ya harus ditebus dong!”….”Apa? Si kurang ajar itu mau masuk surga?Sesudah menipu banyak orang? Mana mungkin, biarpun jadi Kristen sekalipun orang seperti itu sih pasti masuk neraka !”

Komentar – komentar kaya gitu sih bukan hal yang aneh. Saya malahan denger komentar itu dari mama saya sendiri. Sulit untuk percaya ada Tuhan yang mau mati demi umatnya supaya umatnya bebas dari dosa dan bisa masuk surga. Bayangan Tuhan bagi kebayakan orang berupa sosok raksasa di awan awan yang melemparkan petir saat kita berbuat salah dan memberikan emas jika kita berbuat baik. Mungkin untuk orang – orang yang baik Tuhan memang mau berkorban, tapi demi orang – orang jahat?Tidak masuk akal.

Saya pernah membaca di Reader Digest mengenai kejahatan seksual terhadap anak – anak. Salah seorang pelaku yang tertangkap memasukkan seorang anak perempuan berumur 3 tahun ke dalam kandang anjing tanpa pakaian. Pelaku memfilmkan anak kecil telanjang yang ketakutan dan meringkuk di dalam kandang kemudian menjual filmnya di internet kepada kalangan phedopil ( orang – orang yang mempunyai kelainan seksual menyukai anak – anak di bawah umur). Saya hampir tidak bisa membaca sampai selesai karena marah dan berkata kepada Tuhan,” Tuhan, sampah macam gini ga mungkin saya ampuni. Kalo saya ketemu orang kaya gini pasti saya pukulin abis – abisan.” Mana mungkin Tuhan mengampuni sampah kaya gini ?

Saya juga menonton film “Hotel Rwanda” yang menceritakan pembantaian ratusan ribu suku Tutsi oleh suku Hutu di Afrika. Dengan membawa parang, suku Hutu turun ke jalan dan membantai setiap orang suku Tutsi yang mereka temui. Begitu banyak orang yang dibantai memenuhi jalan – jalan raya sampai mobil yang dikemudikan tokoh utama film tersebut harus melindas mayat – mayat yang tergeletak di jalan raya supaya bisa terus maju. Film ini diangkat dari kisah nyata dan pembantaian itu benar – benar terjadi. Sekali lagi saya bertanya pada Tuhan, “ Kau mengampuni mereka? Beneran? Ga bohong?”

Kenyataannya Tuhan memang mengampuni mereka, hanya saja apakah orang – orang itu mau menerima pengampunan itu atau tidak terserah mereka. Kenapa saya tahu kalau Tuhan masih mengampuni mereka dan masih masih memberi mereka kesempatan? Karena mereka msih bernafas! Kalau Tuhan berpendapat mereka tidak layak diampuni dan memutuskan untuk meninggalkan mereka maka mereka pasti sudah mati. Selama seseorang masih hidup itu berarti selalu masih ada kesempatan yang terbuka bagi orang itu untuk bertobat sejahat apapun orang itu.

Matius 5:45 …yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar. Tuhan tidak memperlakukan orang jahat dengan cara yang berbeda. Tuhan tidak membuat matahari bersinar dan cuaca cerah di sekeliling orang benar dan langit mendung disertai hujan dan kilat menyambar di sekitar orang jahat. Bagi Tuhan semua orang, benar atau tidak benar, layak menerima pengorbananNYA.

Dalam otak saya, cukup masuk akal kalo Tuhan mau mati demi orang benar tapi sangat tidak masuk akal kalo Tuhan mau mati buat orang jahat. Tapi poin inilah yang menjadikan pesan Kristus berbeda dari agama lainnya. Tindakan Tuhan yang tidak masuk akal inilah yang membuat pesan Kristus menjadi suatu hal yang aneh, berbeda dan luar biasa. Semua agama lain menawarkan Hukum; taati semua hukum maka tuhan akan menerima kamu. Yesus menawarkan Kasih; Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu ( Matius 11:28). Percaya saja, ga usah susah payah, Aku akan menerimamu. Pernyataan yang luar biasa sulit dipercaya sampai – sampai di kalangan orang Kristen sendiri pun masih bayak yang berusaha mencari huruf – huruf kecil tersembunyi tak terlihat dari pernyataan ini yang meminta manusia supaya menaati sejumlah peraturan dan menjalankan sejumlah pelayanan supaya Tuhan berkenan padanya. Pesan Tuhan sangat jelas, “Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan ( Markus 16:16)”, tidak ada embel – embel yang lain.. Hanya dengan percaya bahwa Tuhan mati bagi kita!

Saya pernah membaca berita beberapa waktu yang lalu mengenai keluarga yang terperangkap di rumah yang terbakar. Sang ibu memeluk anaknya untuk melindungi anak itu dari api selama mungkin. Saya juga pernah membaca di satu buku tentang seorang ibu dan anaknya yang terperangkap di dalam gedung yang runtuh karena gempa. Selama berhari – hari mereka terkubur di sana, sang ibu mengiris jarinya sendiri dan memberikan darahnya untuk anaknya yang masih kecil supaya bisa bertahan hidup dengan risiko dirinya sendiri semakin lemah dan bisa meninggal. Saya juga ingat kepada orangtua yang mempunyai anak gay yang ditolak masyarakat tapi tetap membela dan menyayangi anaknya.

Kalo saya memikirkan hal – hal di atas sepertinya tindakan Tuhan menjadi masuk akal. Saya yakin, Tuhan mempunyai moral dan kasih yang ratusan juta milyar kali lipat lebih hebat dari ibu – ibu di atas. Kalo kita yang jahat aja tahu apa yang baik buat anak – anak kita apalagi Tuhan. Tuhan pastilah tidak lebih bodoh dan jahat daripada kita. Kalo kita bisa mengasihi , Tuhan pasti bisa mengasihi milyaran kali lebih baik dari kita. Kalo karena kasih kita bisa berkorban demi anak – anak kita, Tuhan juga pasti bisa. Kalo kita bisa mati demi orang yang kita kasihi apalagi Tuhan. Cari seseorang di muka bumi ini dengan moral terbaik dan kasih terhebat, kalikan sejuta milyar kali dan kita dapatkan kurang dari 1%-nya Tuhan.

Sebagian orang mungkin bilang kalo kita hanya ciptaan Tuhan dan bukan anakNYA yang berarti Tuhan ga perlu mati buat mahluk rendahan seperti manusia. Well..saya sih ga percaya kalo Tuhan itu mirip ilmuwan sinting yang menciptakan manusia hanya karena iseng atau Tuhan itu seperti dewa jaman Yunani yang karena ga ada kerjaan terus ngurusin manusia supaya ga bosen. Seperti orangtua yang menantikan kelahiran anaknya selama 9 bulan, seperti itulah perasaan Tuhan sewaktu menciptakan manusia.

Hal kedua yang membuat saya lebih heran adalah kenyataan bahwa Tuhan mempercayai kita. Setelah Tuhan menerima kita ,Dia tidak meminta kita menyingkir ke belakangnya tapi justru menawarkan kita untuk menjadi wakilNYA di bumi dan mengurus pekerjaanNYA yang belum selesai di bumi.

Seorang pemilik modal ingin membangun sebuah perusahaan yang besar, untuk itu ia mulai mencari orang – orang yang bisa dipercaya untuk membangun dan mengelola perusahaan yang baru ini. Kalau menurut logika, seharusnya dia mencari orang – orang yang berpendidikan, berpengalaman ,berhasil dalam hidupnya dan tentu saja tidak menerima orang – orang yang gagal untuk menjadi pekerjanya. Mana ada orang pintar yang akan memilih orang – orang gagal untuk menjadi pekerjanya, kalaupun ada pastilah dia orang yang bodoh. Anehnya, pemilik modal ini tidak hanya menerima orang – orang pintar untuk menjadi pekerjanya tapi juga orang – orang yang gagal, bahkan sepertinya lebih banyak orang gagal yang menjadi pekerjanya daripada yang berhasil. Yang lebih aneh lagi pemilik modal ini ternyata Tuhan yang ingin membangun gerejaNYA di bumi.

Abraham adalah seorang pembohong yang rela mengorbankan istrinya sendiri untuk menyelamatkan nyawanya, Yakub adalah seorang penipu yang mencurangi ayah dan kakaknya, Yehuda menjual adiknya sendiri dan tidur dengan menantunya sendiri, Daud membunuh jendralnya dengan tipu daya dan merebut istrinya, Salomo dengan segala kebijaksanaannya yang luar biasa tapi tunduk di bawah kerlingan mata wanita, Musa dengan temperamennya yang meledak – ledak, Samson yang begitu perkasa tapi juga begitu buta bahkan sebelum dia dibutakan orang Filistin karena tidak bisa melihat niat Delilah yang sebenarnya.

Ketika Yesus memulai pelayananNYA di bumi, murid murid yang dipilihNYA pun aneh – aneh yang terdiri dari nelayan yang tak berpendidikan dan pemungut cukai. Misionaris pertamanya yang lari ke dalam kota memberitakan Yesus adalah perempuan Samaria yang kawin cerai 5 kali. Rasul yang diutusnya kepada bangsa – bangsa lain adalah mantan pembunuh dan murid yang menjadi dasar gerejaNYA justru seorang pengecut yang menyangkalnya 3 kali.

Augustine mempunyai orangtua yang unik, ayahnya seorang pagan penyembah dewa – dewi Romawi dan ibunya seorang Kristen. Semasa mudanya Augustine mengikuti jejak ayahnya menjadi seorang pengikut paganisme dan menjalani masa muda yang tidak bermoral. Pada usia 18 tahun, Augustine sudah mempunyai seorang anak di luar nikah. Ibu Augustine mendoakannya terus menerus selama 32 tahun sampai akhirnya Augustine bertobat. Augustine menjadi salah seorang bapa gereja mula – mula yang sangat berpengaruh, tulisan –tulisannya berabad – abad kemudian mempengaruhi seorang biarawan muda bernama Martin Luther yang kemudian mereformasi gereja( buku Augustine yang palin terkenal, “Confessions”, bisa didownload secara gratis di Project Gutenberg, www.gutenberg.net).

Sepertinya, kebanyakan orang – orang yang Tuhan percayai untuk menjalankan tugas – tugas paling besar justru orang –orang yang paling gagal. Saya selalu heran kenapa Tuhan mau mempercayai orang –orang seperti kita yang punya banyak kelemahan dan kegagalan. Tuhan pasti tahu bahwa banyak dari kita akan jatuh, berkhianat dan meninggalkan Dia. Beberapa orang bukannya mengangkat namaNYA di bumi tapi justru mempermalukanNYA. Tuhan pasti tahu bahwa kebanyakan dari kita akan melalaikan tugas yang Dia percayakan kepada kita dan menganggap Dia seperti jin botol yang dengan beberapa kali melipat tangan dan beberapa patah kata yang diucapkan dengan memejamkan mata akan membuat Dia mengabulkan segala keinginan kita. Tuhan pasti tahu semua itu! Walaupun demikian Dia tetap mempercayai kita untuk pergi dan menjadikan semua bangsa muridNYA ( Matius 28:19). Sampai saat ini kita belum pernah melihat Tuhan yang frustasi karena melihat kepercayaanNYA disia-siakan. Kita juga ngga pernah melihat Tuhan mengirim pasukan malaikat untuk mengambil alih semua bentuk pelayanan di muka bumi dan menyuruh kita ke pinggir untuk menjadi penonton.Dengan segala kelemahan kita, Dia tetap memutuskan untuk mempercayai kita.

Beberapa waktu yang lalu saya ikut seminar Nick, seorang hamba Tuhan yang tidak mempunyai tangan dan kaki tapi melayani Tuhan dengan luar biasa. Saat itu saya membayangkan orangtua Nick yang harus menerima kenyataan bahwa Nick lahir dengan kelemahan fisik tapi tetap membesarkan Nick dan mempercayai bahwa suatu hari nanti Nick akan dipakai Tuhan. Saat itu saya berpikir, kalau orangtua Nick saja bisa mempercayai Nick, kenapa Tuhan ngga bisa mempercayai anak – anakNYA sendiri. Dia kan pasti jutaan kali lebih baik dari orangtuanya Nick. Ketika saya melihat Tuhan sebagai seorang pemilik modal yang ingin membangun perusahaan maka segala tindakanNYA yang memilih orang – orang gagal sebagai pekerjaNYA tampak tidak masuk akal. Tapi ketika saya memikirkan orangtua Nick, tindakanNYA menjadi masuk akal.

Hal yang paling sulit saya percayai bahkan sampai saat ini adalah Tuhan yang menginginkan kita bahagia. Bapa yang merencanakan segala sesuatu yang terbaik bagi masa depan kita, yang menyiapkan rancangan damai sejahtera bagi masa depan kita dan Bapa yang dengan asyik menyiapkan surga untuk mejadi tempat kita berjalan bersama – sama dia suatu saat nanti. Bagi si anak hilang, bapanya tidak hanya menyambutnya di depan pintu, mengadakan pesta, tapi juga menyiapkan masa depan yang indah untuknya.

Kalau ada hari libur saya suka sekali pergi ke salah satu mall di Bandung yang masih menyediakan lahan untuk taman dengan pohon – pohon besar. Pagi – pagi saya pergi kesana, beli cemilan dan minuman di supermarket kemudian duduk di bangku di bawah pohon. Saat – saat seperti itu saya bisa merasakan sekilas bahwa Tuhan ingin membahagiakan kita. Tidak ada yang kebetulan di muka bumi ini, segala sesuatu terjadi untuk mendatangkan kebaikan bagi orang – orang yang mengasihiNYA. Saya garis bawahi segala sesuatu karena itu berarti semuanya yang terjadi dalam hidup kita, Tuhan juga turut bekerja di sana.

Saat saya duduk di bangku, terkadang ada angin bertiup dan daun – daun bergoyang. Terkadang ada kadal yang melintas dan ada burung yang terbang lewat sambil ngomel dengan cerewet. Karena Tuhan turut bekerja dalam segala sesuatu, itu berarti Tuhanlah yang membuat angin bertiup, Tuhan yang menggoyangkan daun, Tuhan yang menyenggol si kadal supaya lari di depan saya dan Tuhan yang membuat burung tadi berbelok supaya terbang di depan saya. Pada saat yang sekilas itu saya merasa Tuhan sedang menyiapkan pertunjukan yang spesial dimana dia sendiri yang menjadi konduktornya di depan saya. Dalam masa yang sekilas ini saya bisa mengerti bahwa Tuhan sangat mengasihi kita sampe – sampe Dia mau repot – repot menyenggol kadal dan burung untuk menunjukkan bahwa Dia peduli dan sedang tersenyum kepada kita.

Baru – baru ini saya menonton film mengenai alam berjudul “Deep Blue” yang memfilmkan kehidupan hewan – hewan di laut. Saat itu saya bertanya – tanya apakah Tuhan sedang asyik mendandani bumi kita untuk menunjukkan bahwa Dia peduli? Ketika saya melihat berbagai macam ikan dan terumbu karang dengan warna – warna yang ajaib, saya berpikir ngapain Tuhan repot – repot merancang semua ini. Ketika saya melihat mahluk-mahluk di laut paling dalam muka bumi dengan bentuknya yang aneh – aneh dan ajaib saya lebih heran lagi. Mahluk – mahluk ini baru bisa dilihat manusia di abad ke 20 setelah kita mempunyai teknologi yang cukup maju untuk bisa menyelam ke laut dalam, walaupun begitu tetap saja Tuhan buat mahluk – mahluk ini sejak berabad - abad yang lalu. Kalau bumi kita ini hanya tempat pelatihan dan kita hanya sementara di sini, karena rumah kita yang sebenarnya di surga , kenapa Tuhan mesti repot-repot memperindah dunia ini. Kenapa tidak Dia bikin saja dunia ini dalam 2 warna,hitam dan putih saja, semua jenis ikan bentuknya sama dan semua mahluk di darat bentuknya juga sama? Bukankah itu lebih mudah? Ataukah jangan – jangan Tuhan seperti orangtua yang keranjingan mengecat dan menggambar sendiri kamar anaknya, membelikan berbagai boneka untuk menyenangkan anaknya dan selalu meluangkan waktu untuk bermain dengan anaknya dalam keadaan sesibuk apapun? Apakah Dia tidak bisa menahan diri untuk membahagiakan anak - anakNYA sehingga sekalipun Dia sudah menyiapkan surga, Dia tetap tidak bisa menahan diriNYA untuk memperindah bumi kita yang cuma sementara ini?

Sadhu Sundar Singh, seorang rasul Tuhan di India berkata,” Ada 2 buku yang layak dipelajari. Yang pertama Alkitab dan yang kedua Alam.” Beberapa orang menganggap alam ini terbentuk karena tidak sengaja dan bukan karena Tuhan. Mereka berpendapat alam ini terbentuk karena proses alami dan evolusi yang terus menerus. Bagi saya lebih sulit untuk mempercayai segala keindahan yang saya lihat, kucing manja dan hamster lucu, semuanya hanya karena proses kebetulan. Mempercayai dunia kita terjadi hanya karena proses kebetulan sama sulitnya dengan mempercayai ada angin ribut yang bertiup di pembuangan sampah dan sesudah angin ribut itu lewat ternyata sampah – sampah “secara kebetulan” menjadi pesawat jumbo jet yang bersih mengkilat. Bagi saya, lebih mudah untuk mempercayai bahwa alam bukannya tidak sengaja terjadi melainkan diciptakan Tuhan untuk menunjukkan kemuliaan dan kepedulianNYA kepada kita.

Tentu saja alam tidak selamanya ramah, bencana tsunami yang terjadi 2 kali baru baru ini menunjukkan itu. Apakah itu berarti Tuhan tidak menginginkan kita bahagia? Kalau dia menginginkan kita bahagia kenapa Dia mengijinkan tsunami yang menghancurkan dan membunuh banyak orang?

Saya pernah mengenal sepasang orangtua yang menolak untuk memarahi anaknya dengan alasan takut membuat anaknya sedih. Apapun kenakalan yang anak ini lakukan, mereka ngga pernah menegur anak ini. Apa yang terjadi? Anak ini tumbuh menjadi anak yang berandalan, ngga mau denger omongan orang lain dan bertindak semaunya sendiri. Apakah hal ini berarti mereka orangtua yang baik yang ingin membahagiakan anaknya? Mereka justru merusak masa depan anaknya sendiri!

Tuhan kita bukan orangtua gampangan kaya gini. Dia tahu, untuk menyiapkan masa depan yang baik untuk anakNYA terkadang dia juga harus menegur dengan keras. Saya belum pernah mengalami tsunami, karena itu saya ngga bisa berlagak mengerti apa tujuan Tuhan dalam mengijinkan peristiwa ini terjadi. Yang saya tahu, kehidupan saya pun tidak selamanya indah, ada juga masa masa susah dan sedih. Yang saya tahu, masa – masa itu mengajarkan banyak hal dan membuat saya menjadi lebih kuat.

Alam bukanlah sesuatu yang harus kita takuti ataupun harus kita sembah. Sama seperti Alkitab, alam menceritakan kemuliaan Tuhan. Dan saat saya melihat alam saya melihat Tuhan yang dengan asyik menggambar kamar tidur anak – anakNYA. Ketika saya duduk di bangku di bawah pohon, saya melihat Tuhan yang sebelah tanganNYA mengurusi peroalan dunia dan sebelah tanganNYA menggoyang daun, menyentil kadal dan burung sambil tersenyum. Saya kira Tuhan menikmati saat – saat itu sama seperti saya juga menikmatinya.

Tentu saja masih banyak hal – hal lain yang tidak masuk akal mengenai Tuhan. Tapi saat ini, ketiga hal inilah yang paling membuat saya heran. Pada akhirnya saya mengerti kenapa Tuhan tampak tidak masuk akal. Ketika saya memandang Tuhan hanya sebagai Tuhan yang bertahta di awan – awan maka semuanya itu memang tampak tidak masuk akal. Tapi ketika saya melihat Dia sebagai seorang Bapa yang merindukan anak – anakNYA maka semuanya tampak masuk akal.

Beberapa tahun yang lalu ada film berjudul “ Finding Nemo” yang menceritakan kisah yang terjadi di laut. Kita bisa saja menonton film ini seperti kita menonton film ilmu pengetahuan, dengan notes d tangan kiri dan pulpen di tangan kanan, siap mencatat setiap spesies laut yang muncul di film ini. Kita juga bisa saja menganggap film ini sebagai sumber pembelajaran moral dan etika, ingat hiu – hiu yang bertekad menjadi hiu yang penuh kasih dengan cara menjadi vegetarian? Tapi jika kita melakukan hal itu kita mungkin akan melewatkan cerita utama film ini, yaitu mengenai seorang ayah yang kehilangan anaknya dan melakukan segala cara termasuk menyebrangi lautan dan mempertaruhkan nyawanya untuk bisa bertemu kembali dengan anaknya.

Kita bisa menggunakan Alkitab sebagai bahan pembelajaran teologis, referensi etika, kitab sejarah ataupun kitab perilaku dan sopan santun tapi pada dasarnya bukankah Alkitab menceritakan seorang Bapa yang kehilangan anak – anakNYA dan begitu rindu untuk berkumpul kembali dengan anak – anakNYA sampai – sampai Dia bersedia mengorbankan diriNYA?
Sebagai Allah dia tidak masuk akal, tapi sebagai Bapa dia sangat luar biasa.

Tuhan Yang Berjerawat

Terkadang sulit buat kita untuk mendekat kepada Yesus karena kita terlanjur menganggap dia sebagai Tuhan yang jauh berada di surga. Terkadang kita merindukan Tuhan yang bisa merasakan apa yang kita rasakan, ikut menangis ketika kita menangis dan tertawa saat kita tertawa. Kita merindukan Tuhan yang bagaikan seorang teman di ujung jalan yang setiap saat bisa kita temui dan berbicara layaknya sebagai seorang teman.

Entah darimana kita mendapat gambaran sepertinya Tuhan itu seseorang yang bertahta di surga dan memerintah manusia tanpa bisa didekati. Entah darimana kita mendapat gambaran bahwa ketika Yesus berada di bumi ia mengenakan lingkaran putih di kepala dengan muka bercahaya dan malaikat-malaikat berjalan di sekelilingnya. Kita melupakan bahwa Yesus lahir kedunia ini bukan hanya sebagai Tuhan dan Juruselamat tetapi juga sebagai manusia sejati yang bisa merasakan berbagai macam emosi sedih, marah dan kecewa seperti halnya manusia normal.

Dalam salah satu bukunya Max Lucado bercerita bahwa seorang ibu datang kepadanya sambil marah-marah karena dalam salah satu bukunya ia bercerita bahwa Yesus itu berjerawat. Ibu itu bilang bahwa Tuhannya tidak mungkin berjerawat. Mengherankan sekali! Bukankah jerawat itu sesuatu hal yang alami buat seorang remaja yang sedang dalam masa pertumbuhan? Jadi wajar saja kalau Yesus itu berjerawat,kan?
Kita mungkin menanggapi kemarahan ibu itu sebagai suatu hal yang konyol tapi diasadari atau tidak kita semua cenderung mengingat keTuhanan Yesus dan melupakan kemanusiaannya.

Tidak percaya? Kalau begitu coba hitung berapa kali kita menyebut Yesus dengan tambahan Tuhan di depan namanya menjadi Tuhan Yeus daripada hanya Yesus saja dalam setiap doa atau cerita kita kepada orang lain. Dan kalau soal jerawat itu terlalu biasa, coba bayangkan Yesus yang pergi ke WC.

Opps..jangan mengangap penulis artikel ini sebagai orang sinting yang menghina Tuhan. Saya hanya mencoba membayangkan Yesus sebagai manusia normal saat hidup di dunia ini dan bukannya sebagai suatu kuasa suci dengan lingkaran suci dan malaikat –malaikat pengikutnya.

Saya percaya bahwa ketika Yesus masih hidup di dunia ini, sebagai manusia ia juga pasti mengalami hal hal yang sama dengan manusia lainnya. Yesus pasti pernah lelah, berkeringat dan berbau sehabis bekerja, makan minum dan pergi ke WC seperti layaknya metabolisme manusia normal. Ataukah kebanyakan dari kita berpikir bahwa Yesus tidak pernah berjerawat dan mukanya selalu bersih dan halus sepanjang waktu? Ketika Yesus bekerja ia tidak pernah merasa lelah dan sehabis bekerja ia tidak pernah berkeringat dan tubuhnya memancarkan bau bunga-bunga surgawi? Sesudah Yesus makan dan minum maka segala sisa pencernaannya tidak pernah dikeluarkan melainkan raib secara mukzijat surgawi dan karenanya Yesus tidak pernah ke WC?

Kalau hal seprti di atas betul –betul terjadi pastilah Yesus sudah menjadi manusia aneh yang kalau tidak disanjung sebagai dewa maka pastilah dimasukkan kurungan sebagai pertunjukan orang aneh. Alkitab tidak pernah mencatat bahwa Yesus diperlakukan berbeda oleh orang-orang di sekelilingnya sebelum ia memulai pelayanannya. Ketika Yesus memulai pelayanannya ia bahkan diremehkan sebagai anak tukang kayu yang berarti Yesus dikenal di kotanya sebagai seorang anak tukang kayu dan bukan sebagai seorang sakti yang tidak pernah berkeringat dan tidak pernah ke WC atau dikenal sebagai seorang suci dengan lingkaran putih di kepala dan malaikat malaikat yang menunduk-nunduk di belakangnya.

Sungguh melegakan buat saya ketika menyadari bahwa Yesus pun pernah menjadi manusia normal. Ketika saya membayangkan masa kecil Yesus saya tidak membayangkannya sebagai anak kecil pemurung yang mengurung diri sepanjang hari untuk belajar kitab Taurat atau jika ia keluar rumah maka ia akan selalu memperingatkan orang-orang di sekitarnya akan dosa mereka dan bahwa neraka membuka mulutnya untuk menelan mereka. Saya membayangkan bahwa ketika masih kecil Yesus pastilah anak yang menyenangkan dan bukan anak aneh pemurung di atas.

Seperti halnya anak lain Yesus pasti bermain bola, main kejar-kejaran dan tertawa-tawa bersama teman-temannya walaupun saya percaya Yesus pasti tidak akan mencuri buah kurma tetangganya seperti yang biasanya dilakukan anak-anak sebayanya. Kalaupun ada yang tidak biasa dari Yesus mungkin kegemarannya membaca kitab taurat di waktu luangnya yang membuatnya mengherankan para pemimpin agama Yahudi di Yerusalem saat Yesus tertinggal oleh orangtuanya waktu mereka sekeluarga mengunjungi Yerusalem dan sifat-sifatnya yang baik dan menyenangkan. Melegakan juga mengetahui bahwa Maria tidak memperlakukan Yesus sebagai raja kecil walaupun ia tahu kebenarannya karena kalau Maria memeperlakukan Yesus secara istimewa, mana mungkin Yesus bisa tertinggal di Yerusalem sepeti Macaulay Culkin di Home Alone?

Ketika Yesus beranjak dewasa Yesus pasti dikenal sebagai seorang tukang kayu yang hebat karena setiap perabot yang dibuatnya dibuat dengan sepenuh hati sampai ke hal-hal yang paling detil. Mengingat wajahnya yang tampan, hatinya yang baik dan pekerja keras bukannya tidak mungkin gadis-gadis di dekat rumahnya mulai melirik Yesus, beberapa mungkin malah sudah jatuh hati pada Yesus. Bagaimanapun pria paling sejati dan sempurna di dunia ini hanyalah Yesus yang pasti membuatnya populer sebagai Mr.Right.

Ahh..saya mulai merasa ada beberapa dahi yang mulai berkerut dan mulut yang mulai mencibir dan perasaan bahwa penulis artikel ini semakin tidak menghormati Yesus.

Apakah lebih melegakan bagi kita semua jika saya menyatakan bahwa Yesus dewasa
terkenal sebagai orang yang dingin kepada wanita, tidak mau tersenyum kepada mereka dan menjauhi mereka seolah-olah kaum wanita adalah sumber dosa? Atau bahwa Yesus selalu membaca kitab Taurat sepanjang hari, tidak pernah keluar rumah dan bersosialisasi dengan sekitarnya? Apakah kita akan merasa nyaman bertetangga dengan orang semacam ini?

Jadi sebelum anda memboikot posting ini dan menuntut penulisnya digantung coba lakukan hal berikut; tarik nafas dalam-dalam, berhenti mengerutkan dahi dan pikirkan apakah Tuhan yesus itu orang menyebalkan yang tidak mau bersosialiosasi ataukah seorang menyenangkan yang mudah bergaul dan jika anda tetap berpikir bahwa posting ini harus ditutup…well, langsung saja hubungi admin.
Sebagai seorang mausia, Yesus pernah merasakan kekecewaan karena ditolak oleh saudara-saudaranya sendiri dan dianggap sebagai orang gila, kemarahan yang diluapkannya saat melihat pedagang-pedagang di bait suci, ketidaksabaran karena ketidakpercayaan murid-muridnya , dan kesedihan karena pengkhianatan dan penyangkalan murid-muridnya. Sebagai seorang manusia Yesus juga merasakan senangnya bermain dengan teman sebayanya, kegembiraan dan kelelahan saat membantu ayahnya di bengkel.

Di atas semua itu hal yang paling melegakan adalah karena Yesus juga menyerukan hal yang sama saat di kayu salib yang juga diserukan oleh berbagai generasi manusia sebelum dan sesudahnya; “Bapaku..Bapaku mengapa kautinggalkan aku….”
Yesus adalah Tuhan…hal ini tidak diragukan lagi. Tapi kita juga harus mengingat bahwa dalam segala kegembiraan dan kesusahannya Yesus menanggungnya sebagai seorang manusia. Jika suatu hari nanti kita mengalami kesusahan dan berkata bahwa Yesus tidak memahami perasaaan kita…percayalah, Ia tahu. Ia pernah menjadi manusia dan tahu bahwa untuk menjadi manusia di dunia yang tidak sempurna ini tidak mudah.
“Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa.”

Lain kali kita melupakan bahwa Yesus itu juga manusia, ingatlah bahwa Yesus juga pernah berjerawat.

Menjual Tuhan

Setiap dari kita adalah salesman - saleswoman-nya Tuhan yang berjalan keliling setiap hari menawarkan kasih Yesus kepada setiap orang yang membutuhkan. Terkadang ada orang yang " membeli" dagangan kita, ada pula yang menolak dan ada pula yang merendahkan dagangan kita. Tidak jarang bahkan ada orang yang marah dan mengepalkan tinju untuk mengusir kita dari halaman rumahnya. Tidakkah kita ingin menjadi salesman yang berhasil dan mendapat gelar " Salesman Of The Year " oleh Boss kita ? Belajarlah dari penjual - penjual lain di dunia.

Penjual yang baik mengutamakan kepuasan konsumen lebih daripada keuntungan pribadi.Anita Roddick, pendiri The Body Shop, memulai usahanya dengan tujuan memproduksi kosmetik murah, aman bagi tubuh, terjangkau banyak orang dan tidak merusak lingkungan. Bisnis yang dibangunnya sampai sekarang pun masih aktif mengkampanyekan daur ulang dan lingkungan yang sehat. Salesman Tuhan tidak melihat berkat dan upah yang dijanjikan tetapi melihat kebahagiaan orang-orang yang menerima Yesus.

Seorang penjual mewakili produk dan perusahaan yang dijualnya. Tidak akan ada seorangpun yang mau membeli minyak wangi dari salesman yang bau badan.Apakah anda,para ibu rumah tangga, akan membeli sabun pencuci dari penjual yang memakai kemeja luntur dan berbercak noda ? Perusahaan - perusahaan fast food besar menyadari hal itu dan menerapkannya dalam pelayanan mereka. Bukankah sangat menyenangkan membeli burger atau pizza dengan dilayani pegawai yang rapi dan selalu tersenyum, bahkan saat mereka sedang sibuk ?

Jika kita menjual produk kasih karunia, jangan kepalkan tinju dan menolak memberi maaf. Tunjukkanlah juga kasih karunia.

Jika kita menjual iman, janganlah menjadi orang seperti Abracacourcix dalam komik Asterix yang selalu takut langit jatuh di atas kepalanya.

Jika kita menjual produk bermerek Yesus, pakailah produk itu setiap hari. Jangan hari Minggu memakai produk Yesus tetapi Senin sampai Sabtu memakai produk Devil.

Penjual yang baik menjamin service yang berkelanjutan sesudah barang dibeli.Produk motor yang kita beli selalu disertai layanan garansi, service dan layanan jual kembali dengan harga tinggi. Belum lagi bonus - bonus seperti oli gratis, helm, jaket bahkan terkadang TV.

Jika barang dagangan kita dibeli, ajarilah konsumen tersebut bagaimana mempergunakan barang tersebut dengan baik. Sediakan layanan telepon jika sewaktu-waktu terjadi masalah atau jika ada hal yang ingin ditanyakan. Jika konsumen kita belum mempunyai " bengkel", bawa dia ke bengkel setiap Minggu. Jaga supaya konsumen kita tidak beralih ke lain produk, tetapi tetap setia kepada produk yang sudah dibelinya.

Penjual yang baik tidak berbohong mengenai barang dagangannya. Penjual yang baik dengan jujur mengatakan " efek samping" produknya selain kegunaan produknya. Setiap perusahaan farmasi tahu pentingnya memberitahukan efek samping obat-obatan yang diproduksinya. Mereka tidak ingin pembeli merasa tertipu dan kecewa setelah mencoba produk mereka.

Berkat memang menarik untuk dibicarakan dan tidak membuat orang takut, tetapi dalam jangka panjang akan membuat orang mengikuti Yesus hanya untuk berkatnya. Mengikut Tuhan tidak hanya berarti masa-masa gembira tetapi juga masa-masa sedih,frustasi dan terkadang kemarahan. Daud adalah seorang penjual yang sangat jujur dalam hal ini, kitab Mazmur tidak hanya berisi puji-pujian syukurnya kepada Tuhan tetapi juga ungkapan kesedihan,frustasi dan kemarahannya. Jujurlah kepada pelanggan kita dan bagikan pengalaman kita selama memakai produk Yesus , jangan tahan dan jangan malu.Jadilah salesman yang baik dan pada waktu pensiun nanti kita akan mendengar Tuhan berkata “Hai salesmanKU yang baik, masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan TUANMU”.Amin.

Menunggu Kaktus Terbakar

Gimana ya perasaan Musa waktu dia pergi dari Mesir sesudah membunuh? Musa waktu itu adalah orang muda yang penuh semangat dan ingin membela bangsanya,karena itulah ia membunuh orang mesir yang menyiksa teman sebangsanya. Terkadang saya bertanya-tanya apakah Musa merasa dirinya spesial dan punya panggilan yang khusus dari Tuhan? Bagaimanapun dia satu-satunya anak dari bangsanya yang berkesempatan mendapat pendidikan termodern di masa itu,bahkan bukan hanya sebagai rakyat biasa ataupun bangsawan biasa melainkan sebagai salah satu dari keluarga Firaun.Apakah Musa merasa dirinya punya takdir besar yang Tuhan rencanakan? Ketika Musa kabur dari Mesir dan berjalan keluar dari gerbang kota Mesir,apa yang dia pikirkan? Apakah seperti Terminator,Musa akan berkata “I’ll be back” dengan penuh percaya diri?

Saya ga tau apa yang Musa pikirkan saat itu tapi saya tahu kita semua ingin menjadi seseorang yang spesial. Seseorang yang unik dan punya takdir yang besar di masa depan. Apalagi bagi seseorang yang baru lahir baru,rasanya jiwa penuh dengan semangat dan cita-cita dan keyakinan kalau kita kan menjadi pelayan Tuhan yang besar dan luarbiasa di masa depan. Seorang teman pernah bilang kepada saya dengan sangat yakin kalo dia merasa dipanggil untuk menjadi presiden suatu hari nanti. Harus saya akui saya merasa aneh waktu mendengar hal itu. Memang itu bukan hal yang mustahil dan saya menceritakan hal ini bukan untuk mengejek panggilannya tapi untuk menunjukkan semangat seseorang yang baru bertobat. Tidak ada yang salah dengan mempunyai cita-cita yang tinggi karena memang seharusnya orang Kristen punya visi yang besar. Saya merasa aneh karena melihat rasa percaya dirinya yang begitu besar.

Kalo mau jujur,saya juga punya mimpi yang besar. Impian saya, puluhan tahun sesudah saya meniinggal,saya berharap masih ada orang yang membaca tulisan-tulisan saya dan diberkati oleh itu. Dengan kata lain saya menginginkan keabadian. Tapi seperti semua mimpi yang berkobar di awal,pada akhirnya mimpi itu cenderung meredup dan mulai hilang entah kemana. Tidak semua seperti itu,tapi saya lihat kebanyakan seperti itu,paling tidak saya seperti itu. Sebagian kehilangan mimpi karena masalah yang datang terus menerus membuat mereka kecewa pada Tuhan. Sebagian lagi mungkin mimpinya tergeser oleh mimpi yang lain,karir sukses dan gaji besar. Sebagian lagi mungkin memilih menjadi keluarga normal yang ga ekstrim. Sebagian lagi mungkin tetap melayani di gereja tapi pelayanan itu menjadi bagian dari pergaulan dan kehidupan sosial. Dan sebagian lagi mungkin seperti saya,bertanya-tanya apakah visi itu memang benar atau hanya sekedar khayalan saya yang sombong. Apakah mimpi itu terlalu tinggi dan mustahil dan hanya angan-angan masa muda yang berlebihan? Seperti anak kecil yang bermimpi menjadi superman,apakah saya juga bermimpi untuk menyelamatkan dunia dan membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik seperti anak kecil? Bukan sekali 2 kali saya dengar saran untuk meninggalkan cita-cita itu dan jadi orang yang normal saja,bekerja dan berkeluarga dan bikin usaha. Ga ada yang salah dengan menjadi pengusaha,banyak orang mempunyai panggilan sebagai pengusaha. Masalahnya,itu bukan panggilan saya. Ketika semua orang sudah memulai hidupnya msing-masing,saya tertinggal jauh di belakang dan masih bergelut apakah Tuhan benar-benar memanggil saya untuk suatu pekerjaan yang besar?

Karena itu saya tertarik pada apa yang dipikirkan Musa. Sesudah Musa meninggalkan Mesir,Musa menikah dan menjadi penggembala domba seperti kebanyakan orang di masa itu. Dalam tahun-tahun pertamanya sebagai pengusaha domba masihkah Musa memikirkan panggilannya sebagai seseorang yang spesial yang akan membebaskan bangsanya? Yang pasti pada akhirnya sepertinya Musa sudah melupakan hal itu. Bagaimanapun dia sudah mulai tua dan keluarganya sedang bertumbuh. Mungkin Musa sudah menerima kehidupannya yang tenang dan tidak berharap Tuhan akan memanggilnya lagi.Pasti sangat mengejutkan waktu semak itu terbakar dan Tuhan memanggilnya untuk membebaskan bangsanya. Musa yang dulu pasti dengan semangat langsung menerima perintah itu dan segera berangkat ke Mesir tanpa banyak pikir. Tapi Musa yang sekarang,yang sudah mulai tua dan impiannya sudah terkubur,adalah Musa yang ragu-ragu. Musa yang ga yakin benarkah mimpinya yang dulu sekarang menjadi kenyataan.

Atau seperti Yusuf yang melihat matahari terbit dan tenggelam setiap hari dari balik jeruji penjara.Oh,Yusuf cukup sukses,paling tidak di tempatnya sekarang berada di penjara Yusuf mendapat posisi yang paling tinggi di anatara semua narapidana. Tapi bukan itu mimpi Yususf,mimpi yang diperolehnya sejak kecil. Untuk setiap matahari terbenam yang dilihatnya,masihkah Yusuf memegang mimpinya? Tahun-tahun berlalu dan dia masih tetap di dalam penjara sementara di luar sana orang-orang meneruskan hidup mereka. Sulit untuk bermimpi ketika kenyataan di depan mata sangat gelap.

Musa yang tua sudah belajar untuk memakai otaknya dan bukan dengan emosi. Musa tahu kesulitan yang akan dihadapinya dan Musa meragukan kemampuan dirinya. Perlu sedikit amarah dari Tuhan supaya Musa mengerti kalo mimpinya sekarang sudah jadi kenyataan. Begitu juga dengan Yusuf,bayangkan shocknya Yusuf karena bangun pagi di penjara dan malamnya tidur di istana sebagai perdana menteri. Mimpinya sekarang sudah menjadi kenyataan.

Apakah saya Musa?Bukan. Apakah saya Yusuf?Bukan. Saya cuma seseorang yang punya mimpi terlalu tinggi dan mulai meragukan kewarasan saya sendiri.Benarkah Tuhan memanggil saya? Sejujurnya saat ini saya ga yakin. Tapi saya pun ga bisa membuang mimpi itu. Jadi? Pada akhirnya,saya pikir saya akan belajar dari kehidupan Musa saja. Lakukan apa yang bisa saya lakukan sekarang dan menunggu suatu hari nanti akan ada semak berduri yang terbakar. Dan karena semak berduri terlihat kurang indah kalo ditaro di ruang tamu,mungkin saya akan beli kaktus aja,yang penting sama-sama berduri. Dan saya akan menunggu kaktus itu terbakar.

Hell

Jangan suka mengambil barang milik orang lain, nanti kalau mati masuk neraka tangannya dipotong- potong pakai gergaji…..Jangan suka berbohong nanti di neraka lidahnya dijepit pakai tang panas….Jangan suka jahat ke orang lain nanti bisa disiksa habis – habisan di neraka lapis ke sembilan.

Terkesan familiar? Ada yang pernah mendengar peringatan – peringatan di atas? Sebagian dari kita mungkin pernah mendengar peringatan – peringatan semacam itu dari orangtua atau kakek nenek kita saat kita melakukan kenakalan. Biasanya saat seseorang membicarakan hukuman untuk sustu kejahatan pastilah berupa siksaaan di neraka.

Dalam film – film atau buku, neraka seringkali digambarkan sebagai tempat yang dipenuhi dengan api yang berkobar – kobar dan setan – setan yang berpesta pora menyiksa setiap manusia yang masuk ke dalamnya (..ingat film Constantine? ). Gambaran yang tertanam di dalam otak kita mengenai neraka dari kecil sampai dewasa tidak lebih dari siksaan kejam yang dilakukan terus menerus dan beratnya disesuaikan dengan kejahatan orang itu semasa hidup.

Di antara orang Kristen sendiri gambaran mengenai neraka ini seringkali tidak berbeda jauh. Sangat sedikit buku – buku yang menjelaskan mengenai neraka. Coba saja pergi ke toko buku rohani terdekat dan cari buku mengenai neraka, paling – paling hanya ada 1 – 2 buku saja. Tentu saja, lebih menyenangkan membicarakan jalan – jalan emas dan orang – orang yang saling mengasihi di surga daripada membicarakan tempat siksaan kekal yang penuh dengan ratapan dan kertak gigi. Tapi, Alkitab sendiri tidak memberikan gambaran yang rinci mengenai neraka. Alkitab menjelaskan neraka sebagai tempat api yang kekal yang disediakan untuk Iblis dan malaikat – malaikatnya ( Matius 25:41 ).

Suka tidak suka, gambaran neraka sebagai tempat penyiksaan manusia berdosa ini seringkali menjadi halangan bagi sebagian orang untuk mengerti kasih Tuhan. “ Kalau Tuhan itu memang penuh kasih, mengapa dia menciptakan neraka? Mengapa Tuhan menyiksa manusia dengan kejam dan tidak mau mengampuni mereka? Apakah Tuhan itu Tuhan yang kejam dan pendendam yang melampiaskan kemarahannya pada orang berdosa dengan menyiksa mereka di neraka?

Hal yang sepertinya kontradiktif ini membuat sebagian orang berpikir bahwa neraka itu hanya pengajaran manusia dan sebetulnya tidak ada. Ketika orang berdosa meninggal mereka tidak masuk neraka melainkan menghilang begitu saja dari dunia ini sementara orang – orang yang sudah diselamatkan masuk ke surga. Masalahnya adalah ayat di atas jelas – jelas menyatakan bahwa orang – orang terkutuk akan dimasukkan ke dalam api yang kekal, dengan kata lain neraka itu betul – betul ada dan nyata.

“Oke..sekarang kita anggap saja neraka itu nyata, lalu seperti apakah neraka itu dan mengapa Allah yang penuh kasih menciptakan tempat yang mengerikan ini?”

Matius 25:31 – 46 berbicara mengenai penghakiman terakhir dan ayat 41 menyatakan bahwa Allah menyediakan api yang kekal untuk Iblis dan malikat – malaikatnya. Neraka diciptakan bukan untuk menyiksa manusia melainkan tempat untuk Iblis. Kerinduan Allah adalah mengumpulkan semua manusia kepadaNYA, kerinduan yang begitu besarnya sampai – sampai Yesus rela disalib. Tuhan bukanlah seorang pendendam yang menginginkan seseorang yang berbuat jahat semasa hidupnya membayar semua dosa – dosanya di neraka. Tuhan tidak tersenyum puas ketika seseorang masuk neraka dan berkata,” Syukurin, waktu masih hidup kamu jahat, sekarang nikmati saja balasan dosa – dosa kamu!”. Orang – orang berdosa yang masuk neraka bukanlah musuh- musuhNYA melainkan anak – anakNYA sendiri. Bagaimana perasaan kita jika melihat orang yang kita kasihi masuk neraka?Tentu saja tidak tersenyum puas!

Saat satu jiwa terbuang ke neraka, perasaan Allah bagaikan seorang ayah yang mendengar anaknya divonis penjara seumur hidup di pulau yang jauh tanpa ada kesempatan untuk bertemu lagi. Bukan Allah yang menginginkan kita masuk neraka melainkan kitalah yang memilih untuk masuk neraka dengan tidak menerima penebusan dosa dari Yesus. Allah menyediakan surga yang dibangun dengan tangan dan kreativitasnya sendiri untuk menghabiskan keabadian dengan semua orang yang dikasihiNYA, tetapi orang berdosa memilih neraka daripada surga.

“Kalau begitu kenapa Tuhan tidak mengampuni saja semua orang – orang berdosa dan hanya memasukkan Iblis ke dalam neraka? Bagaimanapun mereka hanya digoda Iblis jadi dosa mereka tidak berat – berat amat.”

Di terminal bus Leuwipanjang ( terminal bus di Bandung) ada bus yang berangkat ke Jakarta dan ada bus yang berangkat ke Garut. Calo dari masing – masing bus berteriak – teriak Jakarta…Jakarta dan Garut…Garut. Saya sebenarnya ingin pergi ke Garut tapi saya memutuskan naik bus yang berangkat ke Jakarta karena busnya lebih bagus dan ber-AC. Begitu sampai di Jakarta saya marah karena saya salah tujuan. Apakh pantas kalau saya menyalahkan kondektur bus Garut karena saya salah tujuan? Lho..yang memutuskan untuk naik bus ke Jakarta dan bukannya ke Garut kan saya sendiri.
( Catatan : Jakarta tidak berarti neraka dan Garut tidak berarti surga. Hanya saja penulis berasal dari Garut dan rasa kedaerahannhya tinggi jadi ketika menulis perumpamaan tentu saja penulis memilih Garut sebagai perumpamaan surga. Pembaca Jakarta jangan tersinggung, ya. )

“Hmmm..tapi kalau Tuhan memang menyayangi kita kenapa dia tidak menyeret saya ke bus Garut,eh..maksudnya surga? Kalau saya menyayangi seseorang pasti saya akan memaksanya kembali kalau saya tahu dia mengambil arah yang salah.”

Memang bisa saja Tuhan lakukan itu, tapi justru dia sangat mengasihi kta sehingga dia membiarkan kita memilih. Kasih yang dipaksakan bukanlah kasih yang sejati. Jika Yesus memaksa kita untuk mengikutinya sebenarnya Yesus membuat kita menjadi tidak lebih dari robot yang hanya menjalankan apa yang tuannya inginkan. Mudah saja bagi Tuhan untuk membuat kita mengikuti NYA, cukup dengan memperdengarkan suara batukNYA ke bumi pasti semua orang bertobat. Tapi itu akan membuat kita bertobat karena rasa takut kepadaNYA dan bukan karena kita mengasihiNYA. Bagaimana rasanya jika ada orang yang mau berpacaran dengan kita karena dia takut pada kita dan bukannya karena cinta?

Bapa dari anak yang hilang tidak menghalangi kepergian anaknya, tetapi dia terus berdoa dan menunggu anaknya pulang. Ketika anaknya memilih untuk pulang daripada menjadi penjaga babi, sang ayah begitu gembira sampai – sampai dia tidak mencium bau babi dari tubuh anaknya.

“Kalau begitu kenapa mereka harus masuk neraka? Bisa saja Tuhan membuat mereka lenyap atau mebiarkan roh mereka bergentayangan dan bereinkarnasi sampai mereka menjadi baik.”

Ibrani 9:27 menyatakan bahwa manusia ditetapkan untuk mati hanya sekali saja dan sesudah itu ia dihakimi. Jangan lupa bahwa selain penuh kasih, Allah kita juga hakim yang adil. Selama kita masih hidup di dunia dengan kasihNYA Allah terus memanggil kita untuk kembali kepadaNYA tapi pada akhirnya kita harus mempertanggungjawabkan pilihan kita pada hari kematian kita. Tidak ada jalan tengah, pada hari penghakiman semua orang akan terbagi 2. Orang – orang yang memilih Yesus akan bersama – sama dengan Dia dan yang memilih Iblis tentu saja akan bersama Iblis. Allah yang penuh kasih bukan berarti lembek, Ia Allah yang tegas yang menuntut kita bertanggung jawab atas pilihan kita.

“Apakah neraka memang seperti yang digambarkan di film dan buku sebagai tempat siksaan? Apakah Allah menghukum manusia berdosa dengan siksaan kejam yang terus menerus?”

Yang paling menakutkan dari neraka bukanlah siksaan – siksaan seperti yang kita baca di buku. Yang paling menyedihkan dari neraka adalah keterpisahannya dari Allah dan kekekalannya. Dari dulu sampai sekarang tidak pernah ada bangsa yang ateis. Setiap suku dan bangsa di dunia ini pasti mempunyai tuhan atau dewa yang mereka sembah. Diakui atau tidak, semua orang membutuhkan Tuhan. Setiap dari kita membutuhkan suatu pribadi yang bisa kita sembah dan memberikan rasa aman bagi kita. Sebagian dari kita menyadari kebutuhan di masa kesusahan dan sebagian lagi menyadarinya di masa sukses dimana tidak ada lagi yang bisa memuaskan dirinya. Sebagian dari kita menyadarinya di masa muda tapi semua orang pasti menyadari kebutuhan ini di detik terakhir kematian.

Kita diciptakan untuk bersekutu dengan Tuhan dan tidak ada yang bisa menggantikan hal itu. Ketika seseorang masuk neraka ia menjadi terpisah dari Tuhan dan kerinduan untuk bersekutu dengan Tuhan ini tidak akan pernah terpuaskan. Pernah jatuh cinta? Pernah merasakan bagaimana sengsaranya saat pujaan hati berada jauh dari kita? Pernah patah hati? Kalau begitu pasti tahu bagaimana rasanya menyadari bahwa kita tidak akan bisa bersama dengan orang yang kita cintai untuk selamanya. Siksaan hanya menyakiti fisik tapi yang paling menyedihkan dari neraka adalah kerinduan akan Tuhan yang tidak akan pernah terpenuhi.

Saat ini sulit bagi kita untuk mengerti bagaimana rasanya patah hati karena Tuhan karena walaupun tidak terlihat Tuhan tidak pernah meninggalkan kita sedetikpun. Saat kita mengerti bagaimana rasanya ditinggalkan Tuhan saat itu semuanya sudah terlambat karena hanya di neraka lah seseorang benar – benar ditinggalkan Tuhan.

Hal kedua dari neraka yang paling menakutkan adalah kata kekekalan. Bukan hanya 1 bulan…10 tahun…1000 tahun bahkan sejuta tahun melainkan selamanya kita tidak akan pernah meninggalkan neraka. Tidak ada reinkarnasi dan tidak ada kesempatan kedua. Matius 25:46 dengan jelas menyatakan mereka akan masuk tempat siksaan yang kekal. Ayat di atas tidak menyatakan mereka akan masuk neraka selama 10 juta tahun melainkan untuk selamanya.

Selama kita masih hidup selalu ada kesempatan untuk bertobat tetapi sesudah napas putus tidak ada lagi kesempatan untuk bertobat. Tidak ada lagi harapan untuk diampuni dan dipersatukan kembali dengan Tuhan. Orang Yunani mempunyai legenda mengenai seorang manusia yang dihukum para dewa di neraka untuk mendorong batu besar ke puncak bukit. Tetapi setiap batu itu akan sampai ke puncak bukit, batu itu selalu menggelinding turun kembali ke kaki bukit dan orang tersebut harus mengulangi kembali pekerjaanya dari awal lagi. Hal ini terus menerus dilakukan berulang – ulang selama ribuan tahun sampai selamanya. Kesia – siaan, menipu diri akan adanya harapan padahal sebenarnya tidak pernah ada harapan merupakan hukuman terberat di neraka bagi orang Yunani.

Sulit membayangkan kekekalan dan terlebih sulit lagi menerima artinya. Sulit membayangkan bagaimana rasanya hidup tanpa ada harapan sama sekali. Selama masih ada harapan seseorang bisa terus hidup. Tetapi jika harapan itu hilang, apa lagi yang tertinggal? Tidak ada!

Mengenai masalah siksaan di neraka,yah…bagaimana lagi, mereka kan tinggal bersama – sama dengan Iblis. Tentu saja kita tidak bisa mengharapkan Iblis dengan gembira menyambut mereka dan beramah tamah dengan mengeluarkan kue kering, brownies kukus dan es jeruk untuk menjamu orang – orang yang memilih neraka. Sebaliknya, segala macam siksaan dan kekejian yang pernah terpikir maupun yang tidak pernah terpikirkan di dunia ini akan menimpa mereka. Tetapi sekali lagi, siksaan hanya menyakiti fisik twetapi keterpisahan dan kehilangan harapan bersama dengan Tuhan untuk selama – lamanya jauh lebih menakutkan dari rasa sakit fisik.

“Phewww..mengerikan sekali. Kalau begitu bagaimana supaya kita bisa terhindar dari neraka?”

Dalam Yohanes 14:6 Yesus menyatakan bahwa Dialah jalan kebenaran dan hidup dan tidak ada seorangpun yang dating kepada Bapa kalau tidak melalui Dia. Satu – satunya jalan supaya kita tidak menginap di rumah Iblis tentu saja dengan memilih menginap ke rumah Yesus. Pilihannya hanya ada 2, selain Yesus tidak ada pilihan yang lain selain Iblis. Tentu saja ada banyak jalan lain dengan dewanya masing – masing yang juga menjanjikan surga kepada orang – orang yang mengikuti jalan mereka tetapi keselamatan hanya bisa ditemukan dalam karya penebusan dosa Yesus di kayu salib.

Yesus sendiri yang turun ke neraka menggantikan kita. Yesus pernah merasakan bagaimana rasanya putus hubungan dengan Bapa. Pada akhir hidupnya Yesus berteriak di kayu salib,’ Bapaku,Bapaku..mengapa Engkau tinggalkan aku?”. Teriakan ini bukanlah teriakan seseorang yang kecewa kepada Bapanya melainkan karena Yesus tahu bahwa sebentar lagi ia akan terpisah dari Bapa. Selama Yesus disiksa, Ia tidak mengeluh sedikitpun tetapi ketika ia mengetahui bahwa sebentar lagi ia terputus dari Bapa Yesus pun berteriak di kayu salib.

Surga menjadi surga karena ada Allah di sana dan neraka menjadi neraka karena tidak ada Allah di sana. Surga menjadi tempat yang luar biasa indah karena ada Allah di sana. Neraka menjadi tempat yang tidak tertahankan karena tidak ada Allah di sana.