Kenapa Tuhan ijinkan penderitaan?

Mengapa Tuhan mengijinkan penderitaan? Pertanyaan paling umum yang sudah menghantui dunia mungkin sejak awal manusia jatuh dalam dosa. Kalau Tuhan itu begitu baik dan penuh kasih,kenapa Dia mengijinkan penderitaan. Ada yang berkata penderitaan muncul karena kesalahan manusia sendiri yang jatuh dalam dosa. Walaupun terdengar sebagai jawaban yang final dan secara langsung sepertinya jawaban ini menyatakan,” Jangan protes,ini salahmu sendiri. Tutup mulut dan terima saja”, tidak banyak orang yang bisa menerima jawaban ini. Adalah satu hal yang berbeda ketika seorang pembunuh kemudian menderita di penjara dengan seorang anak tak berdosa yang dibuang orangtuanya karena merupakan anak haram. Atau anak kecil yang menderita kelaparan dan kurang gizi di negara-negara dunia ketiga. Atau anak kecil yang mati karena terkena bom di daerah perang. Apa salah mereka dan dimana keadilan Tuhan? Dimana kasih Tuhan? Adilkah seorang anak yang belum tahu salah dan benar kemudian harus mati unutk dosa yang dibuat oleh nenek moyangnya, Adam dan Hawa?

Selain kekacauan yang ditimbulkan gereja selama berabad-abad,pertanyaan ini mungkin menjadi alasan yang paling utama bagi seseorang untuk membuang agama dan menjadi atheis. Kalo menurut saya,teori evolusi bukanlah penyebab kenapa seseorang menjadi atheis tapi lebih merupakan pendukung atau alasan yang dapat diterima akal sehat untuk mengatakan Allah itu tidak ada. Saya pikir kebanyakan atheis tidak mengakui Allah bukan karena alasan yang murni berdasarkan akal sehat, tapi karena mereka tidak dapat menerima Allah. Alasannya bermacam-macam, mungkin karena mereka tidak dapat membuang gaya hidup yang berlawanan dengan Allah. Seseorang tidak mungkin menjadi gay tapi tetap mengakui Allah. Hanya ada 3 pilihan, tidak mengakui adanya Allah, mengambil cerita tentang Daud dan Yonatan dan mengatakan kalau Allah merestui homosexualitas,atau berusaha lepas dari ikatan homosexual dan bergantung pada kasih karunia Allah. Lee Strobel,seorang penulis buku terkenal, memulai karirnya sebagai seorang atheis. Dia berencana menulis buku yang menunjukkan bahwa Alkitab dipenuhi kebohongan dan tidak dapat dipercaya yang justru berakibat sebaliknya,Lee menemukan Alkitab itu benar dan dapat dipercaya. Tapi walaupun akal sehat Lee tahu bahwa Tuhan itu ada dan benar,dia tetap menemui kesulitan untuk mengambil pilihan meninggalkan gaya hidupnya yang tidak sesuai Alkitab untuk mengikut Tuhan. Lee memilih mengikut Tuhan dan bukunya menjadi berkat bagi banyak orang.

Alasan lain seseorang menjadi atheis adalah karena mereka tidak dapat menerima Tuhan yang mengijinkan penderitaan. Tuhan yang mengijinkan kelaparan dan perang dan eksploitasi anak-anak, menurut mereka tidak akan pernah ada. Saya pernah membaca di satu buku yang dikarang Philip Yancey yang bercerita tentang seorang teman Billy Graham yang menjadi atheis. Orang ini memulai pelayanan pada waktu yang sama dengan Billy Graham dan sama-sama sebagai penginjil. Pelayanan keduanya tumbuh sampai pada satu titik orang ini mempertanyakan kenapa Tuhan mengijinkan penderitaan karena dia melihat foto seorang anak di Afrika yang kelaparan. Tidak bisa menerima Allah yang mengijinkan penderitaan,orang ini memilih untuk menolak Allah dan menjadi atheis. Dan memang pertanyaan ini seringkali menyandung bukan hanya orang Kristen tapi juga agama lain. Ada yang berpendapat itu karma dari hidup sebelumnya dan ada yang berkata itu akibat dosa, tapi itu sulit menjelaskan bagaimana mungkin semua penduduk suatu daerah yang terkena bencana gempa atau tsunami semuanya punya karma yang jelek atau semuanya secara bersamaan harus bayar dosa, termasuk anak-anak. Dan suka ga suka suatu saat nanti kita,orang Kristen,akan berhadapan dengan pertanyaan ini. Kalaupun tidak ditanya orang lain,cepat atau lambat kita sendiri akan sampai pada pertanyaan ini. Apa yang akan saya tulis selanjutnya mungkin bukan jawaban yang terbaik, tapi ini jawaban yang saya dapat dan buat saya ini cukup.

Suatu ketka seseorang naik Halilintar di Dufan, sesudah turun dia ditanya gimana rasanya oleh temannya yang tidak ikut naik. Dia bilang,” Ngeri tapi senang,seru banget”. Dengan jawaban seperti ini, bisakah temannya yang ga ikut naik itu ngerti gimana rsanya naek halilintar? Paling dia bingung, kok bisa senang tapi ngeri?

Lain waktu seeorang makan mie di satu restoran, sesudah makan dia ditanya oleh temannya yang ga ikut makan soal gimana rasanya. Dia bilang,” Pedes tapi enak”. Apakah dengan dia mendengar jawaban seperti itu dia bisa tahu gimana rasanya?

Pertanyaan mengenai kenapa Tuhan mengijinkan penderitaan bukan pertanyaan yang bisa ditanyakan sementara kita hidup berkecukupan dan ga kurang suatu apapun. Jawaban kenapa Tuhan mengijinkan penderitaan hanya bisa dimengerti oleh orang yang sedang dalam penderitaan atau pernah menderita. Seperti halnya ketegangan naik halilintar dan rasa mie hanya bisa dimengerti oleh mereka yang naik dan makan,arti dari penderitaan hanya bisa dimengerti oleh orang yang mengalaminya. Seseorang yang hidupnya berkecukupan dan ga pernah merasa susah ga akan pernah mengerti kenapa Tuhan ijinkan hal itu . Seperti seorang penonton yang duduk di tepi lapangan dan sibuk berteriak mengatakan pemainnya bodoh dan wasitnya ga adil, penonton ini ga akan pernah mengerti jalannya pertandingan itu sendiri kecuali dia sendiri ikut dalam pertandingan.

Nick Vujicic adalah pelayan Tuhan yang ga punya tangan dan kaki. Bagi orang lain yang melihat, mungkin ada yang berpendapat kalo Nick adalah bukti kekejaman Allah yang mengijinkan lahirnya seseorang dengan cacat tubuh. Bagi orang atheis, Nick mungkin bukti yang menambahkan bahwa Allah yang mengijinkan hal seperti ini tidak mungkin ada. Nick sendiri bergumul dengan kenyataan ini, dan meyadari di kemudian hari bahwa kekurangannya justru menjadi senjata terhebat baginya untuk menceritakan tentang Tuhan. Seperti yang dikatakannya di KKR yang saya datangi,” Kalo seseorang seperti saya saja bisa dipakai Tuhan,apalagi kalian yang normal dan punya lebih banyak hal daripaya saya”. Nick tahu arti penderitaan dan dia menemukan jawabannya. Tapi jawabannya hanya bisa dimengerti sepenuhnya oleh Nick sendiri, diterima sebagian oleh sebagian orang dan mungkin ditolak seluruhnya oleh orang – orang yang tidak bisa menerima Tuhan yang mengijinkan Nick terlahir seperti ini.

Corrie Ten Boom kehilangan seluruh keluarganya di kamp Nazi selama perang dunia 2 karena Corrie dan keluarganya menyembunyikan orang Yahudi dari kejaran tentara Nazi. Setelah bertahan hidup di tengah penderitaan dan kehilangan semua keluarganya karena perbutan baik yang mereka lakukan, Corrie tidak keluar dari kamp sebagai orang yang pahit dan menolak Tuhan. Justru sebaliknya, Corrie berkotbah keliling menceritakan kebaikan dan kebesaran Tuhan. Bagi sebagian orang, Tuhan yang mengijinkan Nazi Jerman berkuasa dan membunuh banyak orang akan tampak sebagai Tuhan yang kejam dan tidak mempedulikan umatNYA. Tapi bagi Corrie, Tuhannya adalah Tuhan yang mampu menjangkau sampai tempat yang tergelap sekalipun.

Di buku Max Lucado yang baru yang judulnya The Cure for The Common Life, di Indonesia judulnya jadi “Temukan Sweet Spot Anda”, Max bercerita tentang seorang tahanan di Cina yang ditahan karena iman Kristennya. Di penjara dia harus mengurus pekerjaan yang paling dihindari semua tahanan dan penjaga yaitu mengurus kotoran manusia untuk dijadikan pupuk. Bagi sebagian orang, cerita ini mungkin menjadi bukti Tuhan yang mempermainkan umatNYA, tapi bagi tahanan ini tempat penampungan kotoran adalah tempat yang terindah baginya. Saking bau dan kotornya, penjaga penjara pun tidak mau mendekat ke tempat ini. Dan tahanan ini bersyukur karena tempat ini satu-satunya tempat di penjara yang tidak dijaga ketat dan karenanya dia bisa berdoa dan memuji Tuhan di sana dengan bebas tanpa takut diketahui penjaga.. Tempat penampungan kotoran ini menjadi taman pribadi baginya.

Buat saya pribadi, saya ngerti gimana rasanya susah. Saya tahu gimana rasanya kelaparan. Saya tahu gimana rasanya ditolak orang lain dan saya tahu gimana rasanya hidup hanya untuk hari ini tanpa mikir esok hari, hidup tanpa tahu masa depan itu ada atau ngga.Dan saya belajar justru di masa susah itulah saya mencari Tuhan karena ga ada lagi yang bisa diandelin selain Tuhan. Kalo saya hidup dengan nyaman, mungkin saya ga akan pernah nyari Tuhan karena saya ga akan pernah merasakan kebutuhan akan Tuhan.

Tentu saja saya tahu masih banyak orang yang lebih susah dari saya dan juga mempertanyakan kenapa Tuhan mengijinkan hal itu terjadi padanya. Bahkan, terlepas dari tingkat beratnya kesusahan,semua orang cepat atau lambat akan menanyakan pertanyaan yang sama,” Kenapa Tuhan mengijinkan ini terjadi? Kenapa Tuhan mengijinkan penderitaan di dunia?”. Saya mengerti jawabannya,Nick mengerti,Corrie mengerti dan tahanan itu juga mengerti. Tapi jawabannya ga akan bisa dimengerti kecuali kita sendiri mengalami kesusahan dan dalam kesusahan itu memanggil Tuhan.

Ketika Yesus menyembuhkan seorang yang buta sejak lahirnya ( Yoh 9 ),murid-muridnya bertanya pada Yesus siapa yang berbuat dosa sehingga orang ini dilahirkan buta,apakah dirinya sendiri atau orangtuanya? Dan Yesus menjawab bukan keduanya, orang ini dilahirkan buta karena pekerjaan – pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam orang buta ini. Kenapa Nick terlahir dengan kekurangan fisik? Supaya pekerjaan Allah dinyatakan dalam dia. Dan kenapa Corrie harus masuk kamp dan kehilangan seluruh keluarganya? Supaya pekerjaan Allah dinyatakan dalam dia.

Bisakah semua menerima jawaban seperti ini? Tidak, sebagian orang akan menganggap jawaban seperti ini hanyalah penghibur belaka, suatu kebohongan yang ditiupkan gereja untuk menyenangkan hati jemaatnya. Bagi sebagian orang,jawaban ini akan terlihat sebagai kurangnya akal sehat karena sudah dicuci otak oleh agama, bahwa Tuhan hanyalah candu dan permen yang membuat orang-orang yang kesusahan tidak gila dan membuat kekacauan. Bagi saya,saya ga peduli dengan omomgan orang lain. Saya sudah ikut bertanding dan saya tahu apakah Wasitnya adil atau tidak, sekalipun penonton bilang Wasitnya tidak adil dan pemainnya bodoh, saya ga peduli.

Kalau ada yang bingung sesudah baca dari atas sampai bawah, “..Terus jawabannya apa? Kenapa Tuhan mengijinkan penderitaan?” Saya cuma bisa bilang, untuk tahu rasa ayam goreng di suatu restoran hanya bisa dimengerti kalo kita pernah makan ayam itu. Dan jawaban kenapa Tuhan mengijinkan penderitaan hanya bisa dimengerti kalau kita sendiri pernah mengalmi kesusahan dan memanggil Tuhan. Selama kita masih berdiri di luar pertandingan,kita akan sulit untuk mengerti.

Walaupun saya bisa bilang saya mengerti kenapa Tuhan mendatangkan kesusahan dalam hidup saya, itu bukan berarti saya bisa tahu alasan kenapa Tuhan mengijinkan gempa atau tsunami yang membunuh ribuan orang. Saya ga tahu kenapa Tuhan mengijinkan perang dan kelaparan membunuh jutaan orang. Tapi saya bisa menerima kalo Tuhan mengijinkan hal itu bukan karena ga ada Tuhan atau karena Tuhan kejam, tapi karena dia punya tujuan. Apa tujuan itu? Saya ngga tahu tapi kalau Tuhan punya tujuan dengan membiarkan kesusahan terjadi dalam hidup saya,saya yakin Tuhan juga punya tujuan untuk semua kesusahan di dunia.

Sebagai tambahan, Billy Graham juga menghadapi pertanyaan yang sama seperti temannya,” Kenapa Tuhan mengijinkan penderitaan?”. Tapi sementara temannya menolak Tuhan dan menjadi atheis, Billy Graham berlutut dan berdoa dan menyatakan walaupun dia tidak tahu tujuan Tuhan mengijinkan penderitaan di dunia ,tapi dia tetap menerima dan percaya pada Tuhan.