Kepada redaksi, saya adalah seorang pasien yang menderita sakit parah dan datang berobat ke rumah sakit X di kota Y. Ternyata saya menemukan banyak hal yang membuat saya jadi malas datang lagi ke rumah sakit. Surat pembaca ini saya buat bukan untuk menjelekkan nama rumah sakit tapi dengan harapan rumah sakit X bisa menjadi lebih baik dan lebih banyak pasien yang datang dan disembuhkan.
Ketika saya pertama kali datang ke rumah sakit X, saya cukup senang karena saya disambut dengan baik. Perawat dan suster menyalami saya bahkan memberikan saya suvenir. Seorang administrator yang sopan menanyakan nama dan alamat saya dan mencatatnya di komputer. Beberapa di antara mereka menyempatkan diri mengobrol sedikit dengan saya. Tapi kegembiraan saya itu tidak berlangsung lama karena semua sambutan itu hanya di pintu masuk saja, sesudah itu saya dibiarkan sendiri di pojok aula. Bahkan ketika saya kembali lagi ke rumah sakit minggu depannya untuk pemeriksaan rutin, dokter dan perawat sibuk menyambut pasien lain yang baru masuk tapi hanya memandang sekilas kepada saya. Mungkin saya memang terlalu manja, tapi sejujurnya saya mengharapkan sambutan itu tidak hanya di pintu masuk dan hanya pada kunjungan pertama. Bagaimanapun, saya sakit parah dan saya membutuhkan seorang perawat atau dokter yang menemani saya dan mengatakan kalau saya akan baik-baik saja, saya akan menerima obat, penyakit saya akan dihilangkan dan tubuh saya dipulihkan. Saya takut akan penyakit saya, saya takut akan kematian dan yang saya butuhkan bukanlah senyum manis, sekotak suvenir dan kartu anggota rumah sakit. Yang saya butuhkan adalah seorang perawat yang akan menemani dan menenangkan saya dan meyakinkan saya bahwa saya akan disembuhkan.
Keluhan lain yang ingin saya sampaikan adalah keengganan dokter atau perawat untuk menjelaskan pengobatan yang saya terima. Sebelum saya datang ke rumah sakit ini, saya juga mengunjungi rumah sakit – rumah sakit lain yang menawarkan pengobatan “alternatif” untuk penyakit saya. Semuanya menganjurkan supaya saya berolahraga untuk menghilangkan sel yang sakit. Menurut mereka, 1 jam olahraga menghasilkan 1 sel yang sehat. Semakin banyak saya berolahraga,semakin banyak sel sehat yang saya hasilkan dan jika suatu waktu jumlah sel yang sehat lebih banyak dari jumlah virus, saya akan sembuh. Masalahnya, jumlah virus dalam tubuh saya terlalu banyak sampai saya tidak mampu lagi untuk berolahraga. Bahkan sekalipun olahraga itu menghasilkan sel yang sehat, itu tidak berarti virus dalam tubuh saya menghilang. Mereka terus menggerogoti tubuh bahkan juga merusak sel sehat yang baru dihasilkan. Hanya rumah sakit ini yang menawarkan obat yang mampu menghilangkan semua virus sekaligus tanpa harus berolahraga.
Masalahnya, ketika saya meminta penjelasan bagaimana cara kerja obat itu; kebanyakan dari mereka tidak mau, atau mungkin tidak bisa menjelaskan. Yang mereka bilang hanya supaya saya percaya saja dan jangan bertanya hal yang aneh-aneh. Saya tahu bahwa supaya pengobatan itu bisa bekerja, saya harus percaya pada Dokter yang memberikan obat itu. Dan saya percaya dan bersedia menelan obat itu, tapi apakah itu berarti saya tidak boleh menanyakan tentang bagaimana obat itu dibuat, apa khasiat obat itu, apakah obat itu asli atau palsu, kenapa rumah-rumah sakit alternatif lain mengatakan kalau obat itu palsu dan tidak mungkin ada obat yang sebegitu manjurnya bisa menghilangkan virus tanpa perlu usaha sedikitpun. Apakah karena harus percaya berarti saya tidak boleh mempelajari pengobatan ini? Seringkali ketika pasien dari rumah sakit lain yang tertarik pada pengobatan rumah sakit ini dan bertanya-tanya kepada staff rumah sakit harus pulang dengan kecewa karena staf yang berjaga tidak bisa menjawab pertanyaan mereka.
Tapi yang paling mengesalkan dan paling membuat orang malas datang ke rumah sakit adalah sikap mantan pasien di rumah sakit ini. Ada banyak pasien yang berhasil disembuhkan rumah sakit ini yang sering datang berkunjung. Banyak di antaranya bahkan membantu pekerjaan rumah sakit dengan menjadi perawat atau menjadi asisten dokter atau bahkan menjadi dokter. Sebenarnya, bukankah mereka semua mantan pasien yang kemudian juga menerima pengobatan yang sama dan sembuh? Tapi kenapa seringkali para mantan pasien ini justru memandang rendah bahkan menolak pasien yang baru datang. Betul ketika pasien itu pertama kali datang dia disambut dengan baik, tapi setelah mereka tahu kalau penyakitnya sangat parah, mereka pun menjauhinya. Memang kenapa kalau sakitnya parah? Bujkankah karena sakitnya parah maka dia datang ke rumah sakit? Kalau rumah sakit menolak menerima orang sakit, kemana lagi mereka harus pergi? Apakah mereka harus pergi ke rumah sakit alternatif lain dan berolahraga tanpa pernah sembuh? Atau kalau mereka juga ditolak di sana berarti mereka harus mati di jalanan dan terlupakan? Bukankah Pemilik Rumah Sakit itu sendiri tidak pernah menolak siapapun? Kenapa para dokter dan perawat yang hanya pekerjaNYA menolak pasien yang sakit parah seolah-olah mereka mahluk menjijikkan yang tidak pantas tinggal di rumah sakit.
Oh, mereka memang tidak secara langsung mengusir pasien yang sakit parah, mereka hanya membiarkannya di pojok ruangan dan melupakannya. Orang yang sakit parah membutuhkan waktu sampai tubuh mereka pulih sepenuhnya, virusnya tentu saja sudah dihilangkan oleh obat. Tapi virus itu sendiri sudah merusak tubuh mereka sedemikian rupa sampai mereka tampak menjijikkan. Mereka memerlukan orang yang membalut borok dan luka mereka, dan jika rumah sakit menolak melakukan hal itu….kemana lagi mereka pergi selain kembali ke jalan dan membuat luka mereka terinfeksi lagi?
Kenapa mantan pasien cepat sekali melupakan bagaimana rusaknya tubuh mereka sendiri sebelum mereka menerima pengobatan? Mungkin karena mereka tidak pernah sadar kalau mereka pernah punya virus di tubuhnya. Mungkin mereka bahkan tidak pernah sadar virus itu merusak tubuhnya. Dan mungkin mereka tidak pernah meminta obat itu karena mereka tidak membutuhkannya. Mereka cukup puas dengan suvenir dan kartu anggota rumah sakit.
Kualitas pelayanan rumah sakit harus diperbaiki bukan supaya nama rumah sakit X terkenal kemana-mana, bukan supaya dokter rumah sakit jadi terkenal dan dipanggil bicara kemana-mana, bukan supaya rumah sakit tampak ramai dan sibuk. Kualitas pelayanan harus ditingkatkan karena banyak pasien yang sekarat yang membutuhkan pengobatan. Rumah sakit adalah Rumah yang menerima orang sakit, dan menyembuhkannya.
PS: Nama dan alamat ada pada redaksi. Surat pembaca ini ditulis oleh seorang mantan pasien yang sekarang bekerja sebagai tukang bakmi di depan rumah sakit X.