Keluarga Joshua punya garasi yang sangat besar...luar biasa besar...dan penuh dengan mobil. Mobil kecil, besar,balap, SUV, Hummer,Jeep dan segala macam jenis mobil lainnya. Tidak mengherankan, karena Joshua punya hobi mengkoleksi mobil, mobil yang diperolehnya dari segala penjuru dunia. Satu persatu dari mobil itu dirawatnya baik-baik, dan Joshua hafal semua hal tentang mobil-mobilnya. Singkat kata, bagi Joshua mobil-mobil itu sudah seperti keluarga yang sangat disayangnya.
Joshua mempunyai 3 orang anak, masing-masing mempunyai kepribadian yang berbeda-beda. Joshua sangat berharap suatu hari nanti anak-anaknya juga mencintai mobil-mobil itu seperti dirinya dan dia bisa mempercayakan mobil-mobil itu kepada mereka. Ketika anak-anaknya berulang tahun yang ke-21,masing-masing dari mereka akan menerima mobil.
Anak pertama dan tertua, akan berulangtahun yang ke-21 dan sebagai hadiah Joshua memberikan satu mobil kepadanya. Anak pertama menerimanya, tapi dengan hati yang tawar. Baginya, mobil itu adalah suatu kewajiban yang harus dipenuhi, dia harus merawat mobil itu dan memastikan mesinnya berjalan baik. Bagi anak pertama, sudah cukup kalau mobil itu bersih,servis berkala dan tangki bensinnya selalu penuh.
Anak yang kedua, pada ulangtahunnya yang ke-21 juga menerima mobil. Anak kedua sangat senang, baginya itu hadiah yang sangat hebat bagi dirinya. Dengan segera, dia membawa mobil itu ke bengkel dan merombaknya supaya sesuai dengan seleranya. Dicat warna pink metalik, penutup kursi dari bulu macan asli, mesin turbo, dan shockbreaker yang bisa diatur ketinggiannya hanya dengan menekan tombol di dashboard, tentu saja lengkap dengan sound system yang menggelegar. Anak kedua sangat sayang pada mobilnya dan selalu membersihkannya sampai mengkilat.
Anak ketiga dan bungsu, juga memperoleh mobil pada ulangtahunnya yang ke-21. Anak ketiga merasa sangat terhormat ketika diberi mobil itu karena dia tahu betapa sayangnya Joshua pada mobil-mobilnya. Bagi anak ketiga, adalah suatu kehormatan mendapat hak istimewa untuk mengendarai mobil yang sangat disayang ayahnya itu. Dengan teliti anak ketiga merawat mobil itu, dan walaupun mobil itu sudh menjadi miliknya tapi dia tidak sembarangan dalam memperlakukan mobil itu. Dia selalu bertanya kepada ayahnya perawatan terbaik seperti apa yang bisa diberikan untuk mobil itu. Karena,tentu saja setiap mobil itu unik dan perlu perawatan yang berbeda-beda supaya mesinnya selalu optimal.
Anak pertama bernama Duty ( tugas/kewajiban)
Anak kedua bernama Gift ( hadiah )
Anak ketiga bernama Privilege ( hak istimewa/kehormatan)
Cerita di atas sebenarnya perumpamaan untuk pasangan hidup kita, walaupun “mobil” di sini bisa juga berarti pelayanan,talenta,kekayaan,keluarga dan semua berkat dari Tuhan. Bagaimana cara kita memandang pasangan hidup kita akan menentukan bagaimana cara kita memperlakukan mereka. Bagi orang yang melihat pasangan hanya sebagai suatu keharusan atau kewajiban...” Yah, sudah selesai kuliah ya menikah,punya anak dan nunggu cucu. Sudah sewajarnya kan?Semua juga begitu”, maka asal pasangan kita mendapat makanan yang cukup dan selalu sehat sudah cukup.
Bagi sebagian dari kita, pasangan kita adalah hadiah yang luar biasa. Kita memperhatikan mereka,menjaga mereka dan memastikan mereka menjadi pasangan yang ideal....menurut selera kita. Perempuan harus pake baju pink,pintar masak,rajin ke salon dan mengajar anak. Rajin senam dan fitness supaya tetep langsing...dll dst etc. Pria harus agresif, harus berotot, tiap hari nelepon “ udah makan belum say?”. Pasangan kita adalah milik kita sepenuhnya dan kita yang membentuk mereka menjadi pasangan yang ideal.
Tapi, ketika Tuhan memperlihatkan kepada kita seorang pasangan, itu bukan semata-mata untuk memuaskan kebutuhan kita. Tuhan tidak memberikan pasangan, Tuhan mempercayakan seorang pasangan kepada kita ! Pasangan bukan kewajiban dan bukan hadiah yang bisa diperlakukan semau kita, pasangan adalah seseorang yang Tuhan percayakan kepada kita untuk dijagai dan dibantu supaya mencapai tempatnya yang maksimal.
Mungkin dia ga suka pake baju warna pink, sukanya pake baju warna putih dan bekerja di rumah sakit sebagai perawat atau dokter gigi. Mungkin dia ga bisa memasak tapi tau bagaimana cara berkotbah. Mungkin tangannya tidak berotot tapi sel otaknya six pack! Mungkin dia ga romantis tapi melihat anak kucing terlantar saja langsung hatinya tersentuh?Adalah suatu kehormatan ketika Tuhan mempercayakan seseorang pada kita, pastikan kita merawatnya sesuai yang Tuhan inginkan.
Bagaimana dengan penulisnya sendiri, saya sendiri? Apakah saya punya hubungan yang berhasil?
Well...saya adalah anak pertama dalam cerita di atas, dan saat saya menyadarinya, hubungan saya sudah berantakan,putus, dan saya menyakiti orang yang menyayangi saya. Dan saya berharap, Tuhan akan mempercayai saya sekali lagi dan memberikan Privilege. ^^