Misalkan kita punya indra ke-6...
Dan yang saya maksud dengan indra ke-6 itu bukan kemampuan untuk melihat tuyul atau bikin batu bertuah, tapi indra secara fisik. Kita punya 5 indra, mata melihat, telinga mendengar,hidung mencium,lidah merasa dan kulit menyentuh. Misalkan kita sebenarnya punya 1 indra lagi yang tidak kita ketahui tapi sebenarnya ada dalam tubuh kita. Bisakah kita menebak kira-kira indra yang baru ini fungsinya apa dan cara kerjanya bagaimana? Apa yang dideteksi indra ini dan apa yang kita rasakan waktu indra ini menerima rangsangan?
Untuk mata, yang dideteksi tentu saja sinar dan prosesnya kita sebut melihat. Begitu juga dengan telinga yang mendeteksi gelombang suara dan prosesnya kita sebut mendengar. Kira-kira, indra yang baru ini mendeteksi apa dan prosesnya seperti apa ? Indra baru ini bukan mendeteksi sesuatu yang sudah ada tapi tidak bisa kita deteksi, misalnya sinar infra merah. Sinar infra merah tetap saja sinar, hanya saja mata kita tidak bisa melihat karena memang tidak diperlengkapi dengan kemampuan untuk melihatnya. Yang saya maksud, indra baru ini mendeteksi sesuatu yang sama sekali baru yang selama ini tidak kita ketahui dengan proses yang sama sekali baru, bukan dilihat atau didengar atau dikecap atau dicum atau disentuh.
Bisakah kita membayangkan suatu indra baru yang cara kerjanya tidak kita ketahui dan unsur apa yang dideteksi pun tidak kita ketahui? Seandainya kita terlahir tanpa mata dan tidak pernah tahu apa yang disebut melihat, bisakah kita membayangkan bahwa ada sesuatu yang disebut mata,sinar dan melihat?
Mata adalah organ yang sangat komplek yang bahkan belum kita mengerti sepenuhnya. Begitu kompleknya organ mata ini sampai mata menjadi batu sandungan bagi teori evolusi. Sesuatu yang sekomplek mata, bagaimana caranya dia bisa muncul dari berbagai proses mutasi kebetulan? Ilmuwan evolusi berpendapat kalau mata mengalami evolusi bertahap dari sekedar suatu organ kecil pada hewan bersel satu yang mendeteksi adanya sinar atau tidak sampai berkembang sedikit demi sedikit menjadi organ mata yang kita punya sekarang. Itu kedengarannya mustahil, tapi kita anggap saja itu mungkin terjadi. Anggap saja bahwa memang benar kalau mata dimulai dari organ kecil yang mendeteksi adanya sinar. Tapi, tentunya ketika hewan bersel satu paling sederhana pertama kali muncul di bumi ini dia belum mempunyai indra apa-apa. Bahkan organ paling sederhana pun harus berevousi dari yang tidak ada menjadi ada,walaupun sangat sederhana. Seandainya tidak ada Tuhan yang menciptakan, bukankah ini berarti hewan bersel satu ini harus membuat segala sesuatunya dari nol? Termasuk organ pendeteksi sinar?
Kembali ke masalah di paragraf pertama, sel ini terlahir tanpa organ pendeteksi sinar, dan tentu saja dia tidak tahu bahwa ada sesuatu yang disebut sinar. Tapi, seandainya dia tidak tahu ada sesuatu yang disebut sinar, bagaimana caranya dia bisa "menumbuhkan" suatu organ untuk mendeteksi sinar? Bagaimana caranya dia membuat sesuatu untuk mendeteksi sesuatu yang tidak dia ketahui? Kalau dia tidak tahu benda apa yang harus dia deteksi, bagaimana dia bisa tahu cara kerja organ untuk mendeteksi benda tersebut? Dan jangan lupa, hewan bersel satu tidak punya kemapuan berpikir. Seandainya kita diberitahu ada indra baru bernama X untuk mendeteksi zat baru bernama Y, kita juga pasti bingung seperti apa Y dan bagaimana cara kerja X, padahal kita sudah punya modal 5 indra dan otak.
OK, anggap saja secara kebetulan organ pendeteksi sinar itu terbentuk. Setelah mengalami mutasi berkali-kali, secara kebetulan hewan bersel satu ini punya organ pendeteksi sinar. Bagaimana dia tahu kalau organ itu bereaksi terhadap sesuatu yang disebut sinar?
Misalkan, saya pergi ke gudang dan di sana menemukan banyak chip, IC, mikroprosesor, kabel-kabel dan berbagai alat elektronik lainnya. Dengan sembarangan saya pasang-pasang semua alat-alat itu sampai menjadi satu alat. Tentu saja, karena saya sembarang merakit, saya ga tau cara kerja alat ini. 5 menit kemudian, tiba-tiba lampu di alat ini menyala berkedip-kedip dan speakernya bunyi-bunyi. Kenapa alat itu bereaksi? Apakah karena dia mendeteksi sesuatu? Apakah dia mendeteksi nyamuk buang angin, lalat bersin, kucing meong-meong atau kodok teot-tet-dung teot-tet-dung? Karena saya ga tau cara kerja alat ini, bagaimana saya tahu apa yang dia deteksi? Siapa tahu juga alat ini memang tidak mendeteksi apa-apa tapi memang fungsinya bunyi-bunyi dan nyala sendiri setiap 5 menit. Karena saya tidak tahu cara kerjanya, sura dan nyala lampu alat ini bisa berarti apa saja. Lain halnya kalau saya tahu cara kerja alat ini, tentunya saya juga tahu apa yang dia deteksi. Tapi kalau alat itu muncul secara kebetulan, bagaimana saya tahu cara kerjanya?
Seandainya organ sinar di hewan bersel satu bereaksi di tempat terang, apa arti reaksi ini bagi hewan bersel satu? Bagaimana dia tahu kalau organ itu bereaksi terhadap sinar dan bukan dari sesuatu yang lain? Mungkin organ ini bereaksi karena sel di sebelahnya bersin-bersin?
Saya bisa mengerti kalau sesuatu yang rumit berasal dari sesuatu yang sederhana. Teleskop pertama mungkin hanya terbuat dari 2 lensa yang ditaruh pada jarak tertentu sebelum berevolusi menjadi teleskop modern yang kita kenal sekarang. Untuk menciptakan teleskop, kita tidak perlu tahu konsep tentang sinar atau bagiaman cara kerja lensa memperkuat sinar. Tapi, kita tetap harus tahu konsep yang disebut melihat! Dalam suatu dunia yang semua penduduknya terlahir buta tanpa tahu ada yang disebut mata dan konsep yang disebut melihat, akankah teleskop tercipta?
Sekalipun mata bisa berevolusi dari organ paling sederhana, tanpa tahu adanya sesuatu yang disebut sinar dan melihat, akankah mata tercipta? Dan kita baru membicarakan 1 organ saja, belum lagi telinga,hidung,lidah, kulit yang juga sama rumit dan kompleknya.
Saya bukan ilmuwan, dan pastinya bukan ahli teori evolusi. Apa yang saya tulis sekarang cuma pertanyaan yang tiba-tiba muncul waktu saya lagi baca buku tentang teori evolusi. Tentu saja, karena saya orang Kristen pastinya saya menolak teori evoulusi, setidaknya macroevolution, dan tidak objektif. Tapi, objektif atau tidak, saya pikir untuk mempercayai teori evolusi dibutuhkan iman yang sama besarnya untuk percaya adanya Tuhan, atau mungkin lebih besar.