Terkadang sulit buat kita untuk mendekat kepada Yesus karena kita terlanjur menganggap dia sebagai Tuhan yang jauh berada di surga. Terkadang kita merindukan Tuhan yang bisa merasakan apa yang kita rasakan, ikut menangis ketika kita menangis dan tertawa saat kita tertawa. Kita merindukan Tuhan yang bagaikan seorang teman di ujung jalan yang setiap saat bisa kita temui dan berbicara layaknya sebagai seorang teman.
Entah darimana kita mendapat gambaran sepertinya Tuhan itu seseorang yang bertahta di surga dan memerintah manusia tanpa bisa didekati. Entah darimana kita mendapat gambaran bahwa ketika Yesus berada di bumi ia mengenakan lingkaran putih di kepala dengan muka bercahaya dan malaikat-malaikat berjalan di sekelilingnya. Kita melupakan bahwa Yesus lahir kedunia ini bukan hanya sebagai Tuhan dan Juruselamat tetapi juga sebagai manusia sejati yang bisa merasakan berbagai macam emosi sedih, marah dan kecewa seperti halnya manusia normal.
Dalam salah satu bukunya Max Lucado bercerita bahwa seorang ibu datang kepadanya sambil marah-marah karena dalam salah satu bukunya ia bercerita bahwa Yesus itu berjerawat. Ibu itu bilang bahwa Tuhannya tidak mungkin berjerawat. Mengherankan sekali! Bukankah jerawat itu sesuatu hal yang alami buat seorang remaja yang sedang dalam masa pertumbuhan? Jadi wajar saja kalau Yesus itu berjerawat,kan?
Kita mungkin menanggapi kemarahan ibu itu sebagai suatu hal yang konyol tapi diasadari atau tidak kita semua cenderung mengingat keTuhanan Yesus dan melupakan kemanusiaannya.
Tidak percaya? Kalau begitu coba hitung berapa kali kita menyebut Yesus dengan tambahan Tuhan di depan namanya menjadi Tuhan Yeus daripada hanya Yesus saja dalam setiap doa atau cerita kita kepada orang lain. Dan kalau soal jerawat itu terlalu biasa, coba bayangkan Yesus yang pergi ke WC.
Opps..jangan mengangap penulis artikel ini sebagai orang sinting yang menghina Tuhan. Saya hanya mencoba membayangkan Yesus sebagai manusia normal saat hidup di dunia ini dan bukannya sebagai suatu kuasa suci dengan lingkaran suci dan malaikat –malaikat pengikutnya.
Saya percaya bahwa ketika Yesus masih hidup di dunia ini, sebagai manusia ia juga pasti mengalami hal hal yang sama dengan manusia lainnya. Yesus pasti pernah lelah, berkeringat dan berbau sehabis bekerja, makan minum dan pergi ke WC seperti layaknya metabolisme manusia normal. Ataukah kebanyakan dari kita berpikir bahwa Yesus tidak pernah berjerawat dan mukanya selalu bersih dan halus sepanjang waktu? Ketika Yesus bekerja ia tidak pernah merasa lelah dan sehabis bekerja ia tidak pernah berkeringat dan tubuhnya memancarkan bau bunga-bunga surgawi? Sesudah Yesus makan dan minum maka segala sisa pencernaannya tidak pernah dikeluarkan melainkan raib secara mukzijat surgawi dan karenanya Yesus tidak pernah ke WC?
Kalau hal seprti di atas betul –betul terjadi pastilah Yesus sudah menjadi manusia aneh yang kalau tidak disanjung sebagai dewa maka pastilah dimasukkan kurungan sebagai pertunjukan orang aneh. Alkitab tidak pernah mencatat bahwa Yesus diperlakukan berbeda oleh orang-orang di sekelilingnya sebelum ia memulai pelayanannya. Ketika Yesus memulai pelayanannya ia bahkan diremehkan sebagai anak tukang kayu yang berarti Yesus dikenal di kotanya sebagai seorang anak tukang kayu dan bukan sebagai seorang sakti yang tidak pernah berkeringat dan tidak pernah ke WC atau dikenal sebagai seorang suci dengan lingkaran putih di kepala dan malaikat malaikat yang menunduk-nunduk di belakangnya.
Sungguh melegakan buat saya ketika menyadari bahwa Yesus pun pernah menjadi manusia normal. Ketika saya membayangkan masa kecil Yesus saya tidak membayangkannya sebagai anak kecil pemurung yang mengurung diri sepanjang hari untuk belajar kitab Taurat atau jika ia keluar rumah maka ia akan selalu memperingatkan orang-orang di sekitarnya akan dosa mereka dan bahwa neraka membuka mulutnya untuk menelan mereka. Saya membayangkan bahwa ketika masih kecil Yesus pastilah anak yang menyenangkan dan bukan anak aneh pemurung di atas.
Seperti halnya anak lain Yesus pasti bermain bola, main kejar-kejaran dan tertawa-tawa bersama teman-temannya walaupun saya percaya Yesus pasti tidak akan mencuri buah kurma tetangganya seperti yang biasanya dilakukan anak-anak sebayanya. Kalaupun ada yang tidak biasa dari Yesus mungkin kegemarannya membaca kitab taurat di waktu luangnya yang membuatnya mengherankan para pemimpin agama Yahudi di Yerusalem saat Yesus tertinggal oleh orangtuanya waktu mereka sekeluarga mengunjungi Yerusalem dan sifat-sifatnya yang baik dan menyenangkan. Melegakan juga mengetahui bahwa Maria tidak memperlakukan Yesus sebagai raja kecil walaupun ia tahu kebenarannya karena kalau Maria memeperlakukan Yesus secara istimewa, mana mungkin Yesus bisa tertinggal di Yerusalem sepeti Macaulay Culkin di Home Alone?
Ketika Yesus beranjak dewasa Yesus pasti dikenal sebagai seorang tukang kayu yang hebat karena setiap perabot yang dibuatnya dibuat dengan sepenuh hati sampai ke hal-hal yang paling detil. Mengingat wajahnya yang tampan, hatinya yang baik dan pekerja keras bukannya tidak mungkin gadis-gadis di dekat rumahnya mulai melirik Yesus, beberapa mungkin malah sudah jatuh hati pada Yesus. Bagaimanapun pria paling sejati dan sempurna di dunia ini hanyalah Yesus yang pasti membuatnya populer sebagai Mr.Right.
Ahh..saya mulai merasa ada beberapa dahi yang mulai berkerut dan mulut yang mulai mencibir dan perasaan bahwa penulis artikel ini semakin tidak menghormati Yesus.
Apakah lebih melegakan bagi kita semua jika saya menyatakan bahwa Yesus dewasa
terkenal sebagai orang yang dingin kepada wanita, tidak mau tersenyum kepada mereka dan menjauhi mereka seolah-olah kaum wanita adalah sumber dosa? Atau bahwa Yesus selalu membaca kitab Taurat sepanjang hari, tidak pernah keluar rumah dan bersosialisasi dengan sekitarnya? Apakah kita akan merasa nyaman bertetangga dengan orang semacam ini?
Jadi sebelum anda memboikot posting ini dan menuntut penulisnya digantung coba lakukan hal berikut; tarik nafas dalam-dalam, berhenti mengerutkan dahi dan pikirkan apakah Tuhan yesus itu orang menyebalkan yang tidak mau bersosialiosasi ataukah seorang menyenangkan yang mudah bergaul dan jika anda tetap berpikir bahwa posting ini harus ditutup…well, langsung saja hubungi admin.
Sebagai seorang mausia, Yesus pernah merasakan kekecewaan karena ditolak oleh saudara-saudaranya sendiri dan dianggap sebagai orang gila, kemarahan yang diluapkannya saat melihat pedagang-pedagang di bait suci, ketidaksabaran karena ketidakpercayaan murid-muridnya , dan kesedihan karena pengkhianatan dan penyangkalan murid-muridnya. Sebagai seorang manusia Yesus juga merasakan senangnya bermain dengan teman sebayanya, kegembiraan dan kelelahan saat membantu ayahnya di bengkel.
Di atas semua itu hal yang paling melegakan adalah karena Yesus juga menyerukan hal yang sama saat di kayu salib yang juga diserukan oleh berbagai generasi manusia sebelum dan sesudahnya; “Bapaku..Bapaku mengapa kautinggalkan aku….”
Yesus adalah Tuhan…hal ini tidak diragukan lagi. Tapi kita juga harus mengingat bahwa dalam segala kegembiraan dan kesusahannya Yesus menanggungnya sebagai seorang manusia. Jika suatu hari nanti kita mengalami kesusahan dan berkata bahwa Yesus tidak memahami perasaaan kita…percayalah, Ia tahu. Ia pernah menjadi manusia dan tahu bahwa untuk menjadi manusia di dunia yang tidak sempurna ini tidak mudah.
“Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa.”
Lain kali kita melupakan bahwa Yesus itu juga manusia, ingatlah bahwa Yesus juga pernah berjerawat.