Tawa lucu
Setiap kali dilihatnya pantulan kerut mukanya di permukaan air, tawanya terasa sulit ditahan.
Sewaktu dilihatnya perutnya yang membesar, tawanya lebih sulit lagi untuk ditahan.
Ketika dia mendengar Tuhan berjanji untuk membuatnya mengandung di usianya yang sudah tua, dia tidak dapat menahan tawanya.
Itu adalah hal paling lucu yang pernah didengarnya, tapi juga kebahagian terbesar yang pernah didapatnya.
Tawa gugup
Dijulurkannya lagi jarinya ke lubang itu.
Ha..ha..ha.....lubang itu benar-benar ada, lubang di tanganNYA.
Ha..ha..ha.....tapi bagaimana mungkin? Bukankah Dia sudah mati?
Tapi kini Dia berada di depan matanya dan menunjukkan lubang di tanganNYA.
Linangan air mata menghalanginya untuk melihat dengan jelas, tapi wajah itu wajah yang sangat dikenalnya.
Karena wajah itu adalah wajah “ Tuhan dan Allahnya” ( Yohanes 20:28)
Tawa bangga
Sekarang orang-orang Filistin itu akan melihat bahwa Allahnya adalah Allah yang hidup.
Tak akan ada lagi orang Filistin yang berani mencemooh Allah orang Israel.
Hanya dengan kuasa Allah dan batu kali dikalahkannya pahlawan terkuat orang Filistin.
Dengan bangga diambilnya pedang raksasa yang terpuruk itu.
Bangga karena Allahnya adalah Allah yang hidup dan kuat.
Tawa lega
52 hari lamanya dia berjaga-jaga.
Dengan satu tangan dipegangnya senjata dan dengan tangan lain dibangunnya tembok kota.
Rencana yang diberikan Allah dalam hatinya tampak mustahil.
Musuh-musuhnya mengintai untuk merusak pekerjaannya.
Tapi sekarang tembok itu sudah berdiri dan sekali lagi Jerusalem akan menjadi kota Allah.
Tawa berjingkrak
Teman-temannya datang mengabarkan padanya tentang seorang guru yang sanggup menyembuhkan orang sakit.
Entah apa yang diminum teman-temannya itu. Dirinya sudah lumpuh sejak lama dan tabib mana pun tidak akan sanggup menyembuhkannya.
Tapi, mereka adalah teman-temannya dan demi mereka dia bersedia ditandu pergi.
Ketika teman-temannya membongkar atap dan menurunkannya ke depan guru itu, dia makin bertanya-tanya berapa banyak anggur yang sudah diminum teman-temannya.
Tapi 5 menit kemudian, dengan tertawa dan berjingkrak, dia berlari pulang ke rumahnya.
Tawa ompong
Sudah lanjut umurnya, sudah buram matanya, tapi telinganya masih bisa mendengar suara tawa cicit-cicitnya.
Dalam hidupnya yang sudah seabad lebih ini, banyak hal sudah dilaluinya.
Dia pernah kehilangan seluruh anak-anaknya dalam bencana alam.
Harta kekayaanya habis dirampok orang.
Istrinya sendiri mengutukinya dan menyuruhnya mati
Teman-temannya menuduhnya sebagai pendosa yang jahat.
Penyakit kulit yang parah pernah menggerogoti tubuhnya.
Tapi, Tuhan yang setia tidak meninggalkan orang-orang yang berharap padaNYA.
Dan kini, di usianya yang sudah sangat lanjut, dia duduk dan tertawa bersama-sama anak cucu dan cicitnya.
Tawa bermimpi
Ketika Tuhan memulihkan keadaan Sion
Keadaan kita seperti orang – orang yang bermimpi
Pada waktu itu mulut kita penuh dengan tertawa
Dan lidah kita dengan sorak sorai
( Mazmur 126:1)